Ciptakan Rombong Mlijo Mini dari Clay
SURABAYA – Gulung, bentuk, beri warna, lalu keringkan. Begitulah sekilas step-step pembuatan miniatur berbagai benda dari clay. Bentuknya yang mungil selalu berhasil menarik perhatian. Proses pembuatannya bisa dibilang tidak terlalu susah. Hanya perlu ketelitian saat mengguratkan detail. Misalnya, saat membuat jagung, pare, atau benda lainnya.
Pemilik tangan kreatif yang berbagi ilmu di Food Society Pakuwon Mall dalam event Artsy League kemarin (20/7) adalah Gan Hong Lian. Dia mempersilakan peserta memilih bentuk apa pun untuk ditiru. Dia menghadirkan rombong mini berisi aneka sayuran yang biasa dibawa tukang mlijo keliling perumahan sebagai inspirasi.
Rupanya, bentuk itulah yang bikin peserta tertarik untuk membuatnya. Eti misalnya. Dia berangkat dari Medan ke Surabaya khusus untuk mengikuti workshop tersebut. ”Ini baru pertama kali saya membuat clay,”
terangnya. Dia mengaku tertarik mengisi waktu luangnya dengan belajar bikin miniatur dari clay
karena bentuknya lucu-lucu.
Ya, pencinta craft rata-rata datang karena hobi dan belajar untuk berbisnis kerajinan. Asia, tutor lain dalam workshop tersebut, menambahkan bahwa miniatur dari clay memang menyasar kalangan menengah ke atas.
Clay paling murah dibanderol dengan harga Rp 25 ribu. ”Itu untuk bentuk kue-kue kering yang biasa ditempelkan di kulkas,” jelasnya. Yang paling mahal bisa sampai Rp 3 juta, bahkan lebih. Harga gerobak sayur mini Rp 1,25 juta. Yang membuat mahal tentu bahan dan bentuknya yang begitu detail.
Jika dirata-rata, penghasilan perajin clay bisa mencapai Rp 10 juta per bulan. Selain untuk dijual, pundi-pundi rupiah bisa diperoleh dari membuka kelas workshop. Misalnya, workshop yang digelar kemarin.