Tujuh Jam Evakuasi Pohon Berusia 400 Tahun
GRESIK – Pagi masih buta. Area gerbang makam Sunan Giri bergetar. Suara terdengar bergemuruh. Warga sekitar yang tengah salat di Masjid Sunan Giri kemudian datang ke lokasi. Di sana sebuah pohon asam ukuran sangat besar tumbang kemarin (20/7). Usianya ratusan tahun.
Tidak ada saksi yang melihat langsung detik-detik pohon itu ambruk. Padahal, tingginya jauh melebihi gapura makam Sunan Giri. ’’Pas datang ke sini, sudah roboh,’’ tutur Slamet Riyadi, petugas satpam makam Sunan Giri.
Menurut lelaki 50 tahun tersebut, usia pohon asam memang sudah sangat tua. Cerita yang dipercaya masyarakat turun-temurun menyebutkan bahwa pohon itu berusia lebih dari 400 tahun. Siapa yang menanam? Warga menyebut nama Sunan Prapen. ’’(Menanamnya) dulu waktu puncak kejayaan Giri,’’ katanya.
Sunan Prapen adalah keturunan Sunan Giri. Kiai besar tersebut pernah memerintah Kerajaan Giri pada periode 1548–1605 M. Memang, umur pohon sangat uzur.
Zamrodi, warga sekitar, membenarkan bahwa pohon asam itu sudah sangat rapuh. Dalamnya keropos. Sebelum pohon ambruk, tidak ada angin kencang. Hujan deras pun tidak. ’’Kebetulan (saat kejadian, Red) saya pas jaga,’’ ujar penjaga toilet umum yang berlokasi tepat di depan gerbang utama makam tersebut.
Jawahir, pengurus Yayasan Makam Sunan Giri, mengatakan, akar pohon berada di halaman depan Museum Sunan Giri. Yayasan sudah mengusulkan untuk ditebang. Khawatir pohon roboh dan mengenai para peziarah. ”Tapi, tidak yang berani menebang,” ungkap lelaki 65 tahun itu.
Sekitar pukul 07.00, warga menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik. Petugas langsung datang. Mereka mengerahkan tiga truk dan satu mobil dobel kabin. Para penebang bekerja keras. Mereka berjibaku dengan batang dan ranting. Memangkas sedikit demi sedikit. Sebab, tinggi pohon mencapai 12 meteran. Lingkar batang pohon sekitar 3 meter. Kayunya yang keras dipotongi dengan gergaji mesin.
Begitu padatnya kayu sampai petugas harus mengganti gergaji dua kali. Setiap potongan sepanjang satu meteran. Lalu, potongan diangkut dengan truk. ’’Menguras tenaga. Sempat macet juga,’’ ucap Agustiawan, petugas BPBD.
Pangkal pohon melintang di tengah anak tangga utama. Petugas menariknya ke bawah dengan mobil dobel kabin. Evakuasi pohon bersejarah itu akhirnya selesai setelah 7 jam. Jalan masuk peziarah untuk sementara dipindahkan ke tangga di sisi timur. Mereka tetap bisa masuk.
Tidak ada korban jiwa atau luka. Hanya beberapa bagian yang rusak. Misalnya, pagar pembatas museum, gapura, dan papan nama. Termasuk beberapa anak tangga menuju makam yang terlihat cuil. ’’Hanya sarana yang rusak,’’ jelas Kasi Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik Khairil Anwar. Khairil memastikan tidak ada cagar budaya yang menjadi korban.