Jawa Pos

Posko Jaga Perahu Rata dengan Tanah

-

SURABAYA – Pembanguna­n proyek kereta gantung di kawasan Tambak Wedi Lama menyisakan kegelisaha­n bagi nelayan. Mereka resah karena posko tempatnya berteduh rata dengan tanah.

Kondisi itu dirasakan nelayan selama sebulan terakhir. Lantaran posko tempat berteduh sudah tidak ada, mereka pun memilih tenda darurat. Yakni, tenda yang dibuat dari terpal. Tenda itu hanya menjadi tempat berteduh sementara ketika siang. ’’Menumpang warga yang membuka lapak seduhan minuman sachet,’’ ucap Ipul, salah seorang nelayan.

Dia menyayangk­an pembongkar­an posko-posko nelayan. Setidaknya ada dua posko yang menjadi tempat berteduh para nelayan. Yakni, di sisi barat dan timur. Dua posko tersebut dekat dengan bibir pantai tempat tambatan perahu.

Kusno, nelayan lainnya, menyebut para nelayan memerlukan tempat berteduh di tepi pantai. Terutama untuk memantau perahu yang diparkir di bibir pantai. Jika air laut pasang, mereka khawatir perahu terbawa arus meski sudah ditambatka­n. ’’Memang harus dijaga karena pernah ada yang hanyut saat pasang,’’ katanya.

Di kawasan Pantai Kenjeran sisi Tambak Wedi Lama terdapat sekitar 300 nelayan. Para nelayan itu khawatir ikatan tali perahu mereka terputus saat terjadi gelombang besar. Di sisi lain, posko tersebut juga berfungsi sebagai tempat berteduh nelayan saat siang. ’’Perahu-perahu pindah ke barat. Tapi, areanya kecil sehingga takut benturan,’’ tambah H Nasir, nelayan lainnya.

Kemarin kondisi air laut terlihat surut. Meski begitu, para nelayan tetap berjaga. Meski pemerintah gencar membangun cable car atau kereta gantung, perhatian terhadap nelayan diharapkan tidak surut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia