BKIPM Terima 15 Ikan Predator
SURABAYA – Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Surabaya 1 terus menunggu warga yang memelihara ikan predator. Saat ini sudah ada 15 ikan predator yang diserahkan secara sukarela kepada BKIPM. Jumlah itu diyakini bisa bertambah. Sebab, banyak warga yang memelihara ikan tersebut.
Kepala BKIPM Surabaya 1 Muhlin terus berupaya menyelamatkan ekosistem sungai di Surabaya dan sekitarnya. Salah satunya dengan cara mengawasi ikan yang berada di sungai tersebut. Dia tidak ingin kasus ikan bersifat predator dibuang ke sungai terulang. ’’Itu tidak menjaga kelestarian dan ekosistem,’’ katanya.
Muhlin mengapresiasi warga yang sudah sukarela menyerahkan ikan peliharaannya ke BKIPM. Sebagian besar ikan tersebut masih kecil. Masa hidupnya juga masih panjang. Apabila dibiarkan hidup di sungai, tubuhnya masih bisa berkembang biak lebih besar.
Pada umur dewasa, kemampuan makan juga bertambah. Ekosistem sungai semakin terancam. Karena itu, pengendalian jenis ikan invasif dan berbahaya harus dilakukan. Penyerahan ikan secara sukarela adalah bagian dari pengendalian ikan invasif tersebut. ’’Langkah itu termasuk bentuk penyelamatan yang paling sederhana,’’ ucapnya.
Selain itu, BKIPM terus memantau pasar ikan hias di Surabaya dan sekitarnya. Di Surabaya, pasar yang menjadi target pantauan berlokasi di Gunungsari. Pasar dua lantai itu menjual beragam ikan hias.
Ikan predator yang banyak dijual di pasar tersebut adalah arwana. Lebih dari tiga kios yang menjual ikan itu. Harganya beragam. Ratarata di kisaran Rp 250 ribu.
Ketua Pemantauan Jenis Ikan Bersifat Invasif (JABI) BKIPM Surabaya I Ayuda Dyah menyebut pemantauandilaksanakanberkala. Mulaitempatpenjualanhinggatempatpemancingan.BKIPMmengontrol jenis ikan yang dipelihara.
Di Sidoarjo, terdapat kolam pancing yang juga menawarkan ikan predator untuk pengunjungnya. Ikan tersebut khusus ditujukan untuk pemancing kategori hobi. Artinya, mereka hanya memancing. Setelah dapat, ikan tersebut dikembalikan lagi ke kolam. ’’Kami juga sudah memantau kolam pancing tersebut,’’ ucapnya.
Kasus ikan predator mulai ramai setelah warga di Sidoarjo menemukan Arapaima gigas di sungai. Ikan tersebut milik peternak. Jumlahnya mencapai 18 ekor. Semua sudah ditangkap. Tapi, bukan berarti populasi ikan predator di Surabaya dan sekitarnya sudah musnah.