Jawa Pos

Jidi Ditangkap di Kolong Tempat Tidur

Kini Berada di Sel Isolasi dan Tak Boleh Dijenguk

-

SURABAYA – Pelarian Jidi, narapidana (napi) yang melarikan diri, sudah berakhir. Belum genap sebulan berada di luar tahanan, dia sudah dijebloska­n lagi ke Lapas Kelas I Surabaya (Porong). Hingga kemarin (20/7) pria 51 tahun itu masih diisolasi.

Kini napi kasus pembunuhan tersebut berada di sel isolasi. Pria yang dijatuhi pidana penjara selama 13 tahun itu tidak diperkenan­kan keluar kamar. Pengamanan untuk Jidi diperketat. Bukan karena kekhawatir­an melarikan diri lagi. Tapi, untuk menghindar­kan dia dari tindak kekerasan dari berbagai pihak yang tidak sependapat dengan ulahnya lari dari bui.

”Masuk lapas lagi sejak Selasa (17/7). Masih diisolasi hingga kini,” kata Kepala Lapas Kelas I Surabaya (Porong) Pargiyono. Pihak lapas tetap memberikan hak-haknya. Misalnya, makan dan minum. Namun, dia belum boleh dikunjungi keluarga untuk sementara waktu. Menunggu kondisinya lebih tenang. Setelah ditangkap lagi, Jidi tampak kaget. Jidi tak percaya polisi bakal menemukan dirinya.

Pargiyono menyatakan belum memeriksa Jidi hingga sekarang. Alasan Jidi melarikan diri pun belum terungkap secara gamblang. Dia hanya mendapat informasi bahwa Jidi mengakui melarikan diri saat menjalani asimilasi. Dia memanfaatk­an keberadaan­nya di luar penjara untuk kabur dari bui.

”Dari lapas (Porong) ke (terminal) Bungurasih jalan kaki,” ucapnya. Agar tak tertangkap, Jidi memilih rute yang berbeda dari kebanyakan orang. Dia tak melintasi jalan raya. Napi yang ditahan sejak 2013 itu memilih jalan-jalan yang sepi. Pilihan tersebut rupanya mampu mengelabui tim pencari dari lapas. Setelah lari, Jidi tak langsung ditemukan.

Saat mencari ke alamatnya di Camplong, petugas tak menemukan Jidi. Sebab, dia belum tiba di kediaman yang ditinggali istrinya, NH. Saat petugas mencari ke tempat lain, Jidi baru tiba di rumah. ”Dari Bungurasih naik bus, terus memilih jalur penyeberan­gan dengan kapal,” ucap Pargiyono.

Dia langsung mengunjung­i istrinya. Kunjungan dilakukan saat malam. Pada pagi, dia pergi lagi. Gerak-gerik itu terendus anggota Polsek Camplong. Sebelumnya, petugas keamanan dan ketertiban (kamtib) Lapas Kelas I Surabaya telah berkoordin­asi dengan polsek terkait Jidi. Berkat koordinasi itulah, Jidi kembali ke bui.

Ketika mengetahui keberadaan Jidi, anggota polsek langsung memberi tahu anggota kamtib lapas. Pargiyono mengatakan, Jidi tak langsung ditangkap. ”Dipantau selama enam hari sejak 11 Juli,” katanya. Pada hari ketujuh, petugas langsung menangkap Jidi di rumah NH. ”Saat ditangkap, Jidi sembunyi di bawah tempat tidur,” ujarnya.

Saat ditangkap, Jidi tak melawan. Tim dari lapas pun langsung melakukan penjemputa­n. Penyerahan Jidi dilakukan di Mapolres Sampang sekitar pukul 15.00. Pukul 18.30, Jidi tiba di Lapas Porong. ”Saya mengapresi­asi Polres Sampang dan Polsek Camplong yang bersedia membantu,” kata Pargiyono.

Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Kelas I Surabaya (Porong) Taufik Rachman mengatakan, kondisi Jidi saat ini baik-baik saja. Tidak ada keluhan sakit. ”Berapa lama dia berada di sel isolasi sampai saat ini belum ditentukan,” katanya. ”Melihat perkembang­an situasi terlebih dahulu,” lanjut dia.

Jidi menjalani masa asimilasi sebagai pekerja di area taman depan Lapas Kelas I Surabaya (Porong) pada Sabtu (23/6).

Mulai 11 Juli Jidi diketahui sering berada di rumah istrinya, NH, di wilayah Camplong, Sampang.

Pada 17 Juli Polsek Camplong menangkap Jidi.

Pukul 18.30 Jidi kembali masuk bui.

Hingga saat ini, Jidi berada di sel isolasi.

 ?? LAPAS PORONG FOR JAWA POS ?? Tim dari lapas melakukan upaya pencarian sekaligus koordinasi dengan pihak kepolisian. TAK MELAWAN: Jidi ditangkap di rumah istri keduanya di Camplong, Sampang.
LAPAS PORONG FOR JAWA POS Tim dari lapas melakukan upaya pencarian sekaligus koordinasi dengan pihak kepolisian. TAK MELAWAN: Jidi ditangkap di rumah istri keduanya di Camplong, Sampang.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia