Nadia Pemenang Perdana
Miss Grand Indonesia 2018 Selamatkan Anak dan Ibu
JAKARTA – Untuk kali pertama, kontes Miss Grand Indonesia (MGI) 2018 dilangsungkan pada Sabtu malam (21/7) di Jakarta Convention Center. Malam itu, Nadia Purwoko dari Bengkulu berhasil meraih mahkota MGI pertama mengungguli 29 kontestan lain. Pengacara dan model tersebut tidak kuasa menahan haru saat crown MGI rancangan Rinaldy A. Yunardi bertajuk The Heart of Indonesia disematkan di kepalanya.
Dewan juri MGI 2018 terdiri atas National Director MGI Dikna Faradiba, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Presdir BCA Jahja Setiaatmadja, Deputy CEO MarkPlus Inc. Jacky Mussry, desainer Ivan Gunawan, Wulan Guritno, Sophia Latjuba, Dian Muljadi, dan aktor Ferry Salim.
Masa karantina dan penjurian awal MGI 2018 berlangsung sejak 9 Juli. Termasuk kunjungan ke Danau Toba di Sumatera Utara. Dari 30 kontestan, terpilih 10 besar yang diumumkan pada awal acara. Kemudian, pada sesi berikutnya, dewan juri memilih 5 besar, yaitu wakil Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Barat, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara.
Dalam balutan gaun merah Soko Wiyanto, 5 Besar MGI 2018 menyampaikan pidato mengenai keberagaman, perdamaian, dan kemanusiaan. Kemudian, terpilih 3 besar yang terdiri atas wakil Sumatera Utara Vivi Wijaya, Stephanie Cecillia Munthe (DKI Jakarta), dan Nadia Purwoko (Bengkulu).
Mereka mendapat pertanyaan yang sama dari dewan juri. Mengenakan gaun malam rancangan Ivan Gunawan, mereka diminta menjawab dalam waktu 60 detik. ”Dunia terancam. Terjadi peperangan dan perpecahan di berbagai belahan dunia. Perdamaian memudar. Jika diberi kekuatan super oleh Tuhan, apa hal pertama yang akan kamu selamatkan?”
Wakil Bengkulu Nadia Purwoko menjawab, ”Hal pertama yang saya selamatkan adalah anak-anak kecil dan ibu. Karena rasa kasih sayang dan perdamaian dimulai dari anak-anak. Anak-anak yang tumbuh dengan jiwa yang diberi makan kasih sayang dan pengertian akan tumbuh menjadi orang dewasa yang mengerti arti perdamaian. Saya merasa itulah pentingnya pendidikan dimulai dari rumah.”
Jawaban itu mengantarkan Nadia meraih mahkota Miss Grand Indonesia 2018. ”Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya. Ke depan, saya ingin membawa pesan perdamaian itu secara lebih luas,” ucap alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, tersebut.
Nadia akan dikirim ke ajang Miss Grand International 2018 yang diadakan pada Oktober di Myanmar. Rekam jejak Indonesia di ajang berusia lima tahun itu cukup membanggakan. Pada 2016 Ariska Putri Pertiwi berhasil menjadi pemenang dan meraih Best National Costume. Lantas, tahun lalu, Dea Goesti Rizkita berhasil mempertahankan gelar Best National Costume dan meraih gelar Miss Popular Vote.
Sebelumnya, lisensi Miss Grand International dipegang Yayasan Puteri Indonesia (YPI). Ariska dan Dea merupakan kontestan Puteri Indonesia yang dikirim ke Miss Grand International. Tahun ini Miss Grand International Organization ingin wakil Indonesia dipilih melalui kontes terpisah. Lisensi pun berpindah ke Yayasan Dharma Gantari (YDG). ”Nadia memiliki semua kualitas yang kami cari. Harapannya, mahkota Miss Grand International bisa kembali diraih Indonesia,” papar Dikna Faradiba, chairwoman YDG dan national director MGI.
Karena berada di bawah Miss Grand International Organization yang mengusung slogan Stop the War and Violence, pemenang MGI ditargetkan concern di bidang perdamaian dan sosial. Di samping perdamaian dan sosial, pemenang mengemban tugas sebagai duta pariwisata dan budaya Indonesia.
MGI memiliki kriteria penilaian yang tertuang dalam 4R. Meliputi, rupa (penampilan), rasio (intelektualitas), rasa (kepedulian atau perilaku), dan roh (berprinsip).
Pemenang Miss Grand International hadir dalam malam puncak MGI tadi malam. Selain Miss Grand International 2016 asal Indonesia Ariska Putri Pertiwi, ada Miss Grand International 2017 Maria Jose Lora dari Peru. Juga, Miss Grand International 2015 asal Australia dan Miss Grand International 2014 asal Kuba.