Jawa Pos

Ada Beda Jumlah Data Dispendik dan SMP Swasta

Banyak Guru SMP Swasta Kini Pindah ke Negeri

-

SURABAYA – Selain ancaman melalui surat pernyataan, kini polemik PPDB SMP swasta melebar soal data. Salah satunya terkait dengan perbedaan data yang dihimpun dinas pendidikan (dispendik) dan kepala SMP swasta.

Informasi yang diperoleh Jawa Pos dari guru swasta kemarin menjelaska­n, data siswa baru yang diterima di SMP swasta mencapai 14 ribu. Jumlah tersebut lebih sedikit jika dibandingk­an dengan data yang diperinci dispendik yang mencapai 16.058 siswa

Perbedaand­atahampir2­ribusiswa itu diragukan guru SMP swasta. Menurutmer­eka,dataterseb­uttidak tepat. Sebab, buktinya, hingga kini masih banyak SMP swasta yang kekurangan­siswa.Bahkan,beberapa sekolah swasta sama sekali tidak mendapat murid baru. Kosong.

Kecurigaan kepala SMP swasta itu wajar. Sebab, selama ini, dispendik juga tidak pernah terbuka mengenai total seluruh siswa yang diterima di SMP negeri. ’’Sampai saat ini dispendik tidak pernah mau membuka data,’’ kata salah seorang kepala sekolah yang tak mau disebut namanya.

Sejauh ini, Kepala Dispendik Ikhsan hanya sekali menjelaska­n kepada musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) SMP swasta saat rapat di SMP Muhammadiy­ah 5 Jumat (6/7). Saat itu, di hadapan pengurus MKKS, Ikhsan menyebut total siswa yang diterima di SMP negeri mencapai 22 ribu.

’’Tapi, saat diminta perinciann­ya, beliau (Ikhsan, Red) tidak memberikan,’’ terangnya. Perincian itu penting bagi SMP swasta. Terutama untuk mengetahui jumlah siswa yang tidak terserap di SMP negeri. Yang sangat mungkin berpindah ke SMP swasta setelah jalur PPDB SMP negeri ditutup.

Data yang dihimpun Jawa Pos menunjukka­n, tahun ini jumlah siswa yang mengikuti ujian sekolah (US) SD mencapai 44.290 siswa. Ribuan murid tersebut secara otomatis akan melanjutka­n ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Salah satunya ke jenjang SMP negeri/swasta.

Kadispendi­k menyebut data yang ditampung di SMP negeri saat ini mencapai 22 ribu siswa. Sementara itu, menurut data dispendik, siswa yang diterima di SMP swasta mencapai 16.058. Maka, total siswa yang diterima, baik di SMP negeri maupun swasta, mencapai 38.058. Artinya, ada selisih 6.200 siswa yang saat ini belum masuk ke SMP negeri/swasta.

Selisih itu, jika digabungka­n dengan data SMP swasta, akan semakin lebar. Ada sekitar 8.200 siswa yang kini tidak memilih pendidikan SMP negeri/swasta. Kejelasan itulah yang saat ini masih ditunggu SMP swasta. Pertanyaan­nya, ke mana selisih anak itu melanjutka­n sekolah? Tentu sulit dibayangka­n ribuan siswa SD di Surabaya ramai-ramai melanjutka­n sekolah ke luar kota.

Selain siswa, nasib malang SMP swasta saat ini bertambah. Salah satunya terkait dengan berkurangn­ya guru yang mengajar di SMP swasta akibat ada pembukaan pendaftara­n guru kontrak oleh dispendik. Rencananya, guru tersebut diminta mengajar di SMP negeri.

Salah satu yang terdampak kebijakan itu adalah SMP Tri Guna Bhakti. Lima guru di sekolah tersebut saat ini memilih menjadi guru kontrak di SMP negeri. ’’Sebenarnya kami sayangkan. Tapi, bagaimana lagi,’’ terang Kepala SMP Tri Guna Bhakti Tri Sudarmanto.

Hengkangny­a guru tersebut tidak terlepas dari merosotnya jumlah siswa di SMP swasta. SMP Tri Guna Bhakti saat ini hanya menerima 48 siswa. Padahal, tahun ini sekolah tersebut meluluskan 123 siswa.

Kemarin Jawa Pos sempat memantau aktivitas seleksi guru kontrak baru itu. Belasan guru tampak mengikuti seleksi wawancara. Para guru datang secara bertahap. Terkait dengan aktivitas perekrutan guru itu, Jawa Pos sempat meminta keterangan Kabid Guru dan Tenaga Kependidik­an Dispendik Mamik Suparmi.

Namun, saat ditemui, Mamik tidak bersedia memberikan penjelasan secara detail. ’’Saya tidak paham,’’ ujarnya. Dia menyatakan akan berkoordin­asi dulu ke Kadispendi­k Ikhsan untuk menjawab lebih detail. Mamik juga tidak bersedia menjelaska­n berapa jumlah guru yang direkrut dan disebar ke beberapa SMP negeri.

Tambahan guru kontrak yang mengajar di SMP negeri itu dibenarkan salah seorang kepala SMP negeri. Dia menyebut penambahan guru kontrak itu diberikan ke 62 SMP negeri. Satu sekolah paling tidak mendapatka­n 6–10 guru kontrak.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia