Desak Pemakaian VAR di Kualifikasi
KONFEDERASI Sepak Bola Eropa (UEFA) sudah memutuskan bahwa Liga Champions 2018–2019 takkan menggunakan teknologi video assistant referee (VAR). Tetapi, pelatih Celtic, Brendan Rodgers, malah menginginkan teknologi yang sudah dipakai di Piala Dunia 2018 tersebut diaplikasikan pada kualifikasi Liga Champions.
Dikutip Daily Record, mantan pelatih Liverpool itu menganggap VAR layak dipakai saat momenmomen penting di kualifikasi Liga Champions. Selama pengalamannya membawa tim di kualifikasi, ada beberapa momen yang lolos dari pengamatan wasit. ”Saya pikir, di Piala Dunia, VAR mampu menunaikan tugasnya dengan bagus,” ucap Rodgers.
Dia membandingkan UEFA dengan Liga Sepak Bola Profesional Skotlandia (SPFL). Itu dari sisi kekuatan finansialnya untuk memasang kamera-kamera VAR. Diketahui, SPFL sedang mempertimbangkan untuk memakai VAR walaupun masih terkendala anggaran.
Rodgers pun meminta UEFA menyisihkan uang GBP 40 juta (Rp 759,9 miliar) untuk VAR. ”Dengan uang besar yang terlibat di Liga Champions, ini jadi titik pentingnya,” ujarnya.
”Saya sudah pikirkan jika teknologi itu bisa bekerja dan berfungsi dengan bagus di kualifikasi,” ungkap Rodgers. Dia menganggap UEFA masih terlalu skeptis dengan plus minus VAR.
Hal itu seperti yang terjadi di Inggris musim lalu. Federasi Sepak Bola Inggris (FA) sudah memulainya musim lalu di FA. Tapi, sebetulnya bukan uang yang jadi ganjalan UEFA. Melainkan infrastruktur di negara anggota.
Sebab, tak semua stadion bisa dipasangi kamera-kamera VAR yang akan mencapai 30 titik kamera. Untung, Celtic bermarkas di Celtic Park yang punya kapabilitas untuk itu. Tak seperti klub-klub lain dari negara-negara kedua dan ketiga di Eropa.