Jawa Pos

Jenazah Dibawa Motor Bukan karena Tak Kuat Bayar Ambulans

-

SEPANJANG hari kemarin, banyak netizen yang menerima dan membagikan ulang video tentang polisi lalu lintas (polantas) yang sedang menghentik­an pengguna sepeda motor berbonceng­an tiga. Motor itu ternyata sedang membawa jenazah.

Tak sedikit netizen yang mengira jenazah tersebut dibawa dengan motor karena keluarga korban tak mampu menyewa ambulans di rumah sakit.

Faktanya, memang benar polantas menghentik­an pengguna motor yang berbonceng­an tiga. Satu di antaranya memang jenazah. Tapi, jenazah itu dibawa dengan motor bukan karena tak ada biaya untuk menyewa ambulans dari rumah sakit.

Untuk mencari fakta dari kejadian tersebut, Jawa Pos berkoordin­asi dengan koran Jambi Independen­t (Jawa Pos Group). Sebab, awalnya peristiwa itu dikabarkan terjadi di Tanjung Jabung (Tanjab) Timur, Jambi. Menurut laporan jurnalis Jambi Independen­t, kejadian tersebut persisnya berlangsun­g di Kecamatan Geragai.

Kapolres Tanjab Timur AKBP Marinus Sitepu menegaskan, jenazah itu bukan pulang dari rumah sakit. Justru jenazah tersebut belum sempat dibawa ke rumah sakit. ”Jadi, tidak benar kalau katanya tidak dibawa ambulans dari rumah sakit karena tak ada biaya atau biaya ambulansny­a mahal,” katanya.

Kasatlanta­s Polres Tanjab Timur AKP Temrizal menambahka­n, kejadian tersebut berlangsun­g Senin (23/7). Saat itu anggota Satlantas Polres Tanjab Timur sedang berpatroli di jalan. Anggotanya sempat melihat motor yang menyalip dan ditumpangi tiga orang. Tak lama berselang, motor tersebut bermasalah dan meminta bantuan.

Dari keterangan orang yang membawa jenazah tersebut, mereka mengaku berkendara dari Simpang Kiri, Kecamatan Mendahara Ulu, Tanjab Timur. Jenazah yang dibawa itu bernama Madek, 75. Madek dan istrinya berasal dari Kecamatan Kuala Jambi. Sebelum kejadian, Madek dan istrinya berkunjung ke rumah keluargany­a di Simpang Kiri.

Madek dan istrinya sempat minta diantarkan pulang. Kerabatnya pun menyanggup­i. Awalnya pasutri itu diantar dengan dua motor. ”Di tengah perjalanan, tepatnya di kawasan Simpang Garuda, Madek mengeluh sakit perut dan ingin buang air kecil,” kata Temrizal.

Setelah buang air kecil, Madek mendadak merasa lemas. Si istri kemudian berinisiat­if pindah ke motor yang membawa Madek. Jadilah mereka berbonceng­an tiga. Madek yang lemas diboncengk­an di tengah. Tak lama motor berjalan, Madek rupanya meninggal dunia. Istri dan kerabatnya yang mengantark­an panik. Mereka akhirnya memilih kembali ke Simpang Kiri. ”Dalam perjalanan, mereka sempat menyalip mobil patroli Satlantas Polres Tanjab Timur,” terang Temrizal.

Setelah menyalip mobil patroli polisi, motor yang membawa jenazah itu mogok. Kerabat Madek yang membawa motor lainnya langsung putar balik dan meminta bantuan polisi. Anggota satlantas yang membawa mobil patroli, seperti dalam video tersebut, langsung memberikan bantuan tumpangan.

Video viral tentang jenazah yang dibawa dengan motor memang kejadian nyata. Tapi, penyebabny­a bukan tidak sanggup membayar ambulans di rumah sakit. Jenazah itu bahkan belum dibawa ke rumah sakit.

 ?? WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
WAHYU KOKKANG/JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia