Film Anak Meregenerasi Penonton dan Talenta
Mira Lesmana, produser dari Miles Film, sudah sukses mencetak film anak legendaris bersama sutradara Riri Riza. Sebut saja Petualangan Sherina (2000), Laskar Pelangi (2008), dan Kulari ke Pantai (Juni 2018). Berikut perbincangan Nora Sampurna dengan Mira Lesmana. Mengapa kembali menghadirkan film anak?
Industri film tanah air sedang bergairah. Namun, terlalu sedikit film anak. Dalam kurun waktu 2008–2018, di antara sekitar 500 judul film Indonesia yang diproduksi, film anak tidak sampai 15 judul. Perbandingannya amat timpang.
Posisi film anak dalam industri perfilman?
Film anak sangat diperlukan dan sejatinya punya peran besar dalam industri perfilman tanah air. Untuk regenerasi penonton. Tersedianya film anak yang berkualitas membentuk generasi muda suka menonton film Indonesia sehingga kelak ketika dewasa pun menjadi pencinta karya lokal. Selain itu, ada regenerasi talenta baru dalam bidang akting. Pemeran-pemeran yang memberikan warna baru dalam perfilman Indonesia. (Dalam film Kulari ke Pantai, Mira menemukan beberapa talenta anak seperti Maisha Kanna dan Lil’li Latisha. Juga Fadlan Rizal lewat drama musikal Petualangan Sherina).
Apa tantangan terbesar menghasilkan film anak?
Membuat film anak tidak bisa sekadar lucu. Harus ada nilai positif, tapi penyampaiannya juga harus dijaga agar penonton anak (maupun orang tua yang mendampingi) tidak merasa digurui. Dalam Kulari ke Pantai, kami mengambil sudut pandang dari anak-anak. Bedanya dengan membuat film anak pada 10 tahun atau bahkan 18 tahun lalu, film dikemas dalam bahasa kekinian.
Akan terus menghasilkan film anak?
Harus. Saya bakal terus bikin film untuk anak dan keluarga. Mungkin dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Semoga tidak selama kemarin jarak waktunya. Semoga bisa jadi stimulus munculnya film-film anak di tanah air.