BI dan Pemerintah Berpotensi Berebut Dana
Reaktivasi Sertifikat Bank Indonesia
JAKARTA – Reaktivasi sertifikat Bank Indonesia (SBI) dikhawatirkan menyaingi surat berharga negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah. Hal itu dapat mengakibatkan terjadinya perebutan dana atau crowding out antara BI dan pemerintah.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) resmi mengaktifkan kembali SBI tenor sembilan dan 12 bulan awal pekan ini. Hasil lelang SBI tersebut berhasil menyerap sekitar Rp 5,9 triliun. Reaktivasi SBI itu ditujukan untuk menarik dana asing agar mampu menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Pengamat ekonomi Indef Bhima Yudhistira menuturkan, sisi positif SBI adalah mampu menarik dana asing masuk ke pasar keuangan sehingga dapat menguatkan devisa meski efeknya jangka pendek. Sisi negatifnya, karena bersifat portofolio, dana asing yang masuk rentan keluar lagi jika terjadi gejolak berlebih di ekonomi global.
Selain itu, ada potensi terjadinya perebutan dana antara BI dan pemerintah. ’’Di satu sisi, daya tarik SBN pemerintah berkurang akibat naiknya yield spread dengan treasury bond. Kepemilikan asing di SBN cenderung menurun,’’ katanya kepada koran ini kemarin (24/7).
’’Jika perebutan dana terjadi, dikhawatirkan pemerintah memberikan bunga kupon lebih mahal meskipun credit rating-nya masih cukup bagus,’’ imbuhnya.
Bhima melanjutkan, reaktivasi SBI juga memunculkan crowding out effect dengan pelaku usaha. Nanti bank lebih tertarik masuk ke instrumen keuangan sehingga intermediasi ke sektor riil bisa terganggu. ’’Kejar-kejaran dana di pasar keuangan ini ujungnya kalau tidak hati-hati bisa mengerek cost of borrowing pelaku usaha. Apalagi, di tengah tren kenaikan bunga acuan, investor mengharapkan return bunga yang makin tinggi,’’ terangnya.
Sementara itu, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah memastikan bahwa penerbitan SBI tidak akan menggerus investasi yang seharusnya masuk ke SBN. Pihaknya telah berkoordinasi secara rutin dengan pemerintah mengenai jadwal penerbitan SBI agar tidak bentrok dengan waktu penerbitan SBN.
Menurut Nanang, penerbitan SBI dan SBN tidak akan menimbulkan perebutan dana karena karakteristik keduanya berbeda. SBN merupakan instrumen jangka panjang dengan karakteristik investoryangcenderungtidakmemperhatikan gejolak ekonomi.
Sementara itu, SBI adalah instrumen jangka pendek dengan tipe investor yang selalu memperhatikan gejolak ekonomi domestik dan global.(ken/c22/fal)