Pelindo Yakin Flyover Selesai Tahun Depan
Tinggal Tunggu JLLB yang Masih Mandek
SURABAYA – PT Pelindo III yakin bahwa pembangunan flyover yang menghubungkan Terminal Teluk Lamong (TTL) dengan jalur lingkar luar barat (JLLB) akan selesai tepat waktu. Setelah groundbreaking Maret lalu, perusahaan pelat merah tersebut berusaha memastikan jembatan layang senilai Rp 1,3 triliun itu selesai dalam jangka waktu 12 bulan. Saat ini kondisi fisik pengerjaan mencapai 16 persen. Bahkan, bentuk jembatan dapat dilihat dari pintu masuk TTL.
Koordinator Proyek Unit Teluk Lamong M. Harry Dharmawan menyatakan, seluruh proses izin sudah dikantongi. Tim appraisal pembebasan lahan juga sudah menyelesaikan pekerjaannya. Berdasar data terbaru, ada 35 bidang terdampak dan proses ganti rugi segera dilakukan. Puluhan bidang tanah itu terdapat di Kecamatan Benowo. ”Yang jadi problem, sampai sekarang pengerjaan JLLB mandek,” katanya.
Menurut Harry, pihaknya sudah mendorong pemkot agar segera menyelesaikan proyek JLLB. Sebab, flyover tersebut akan tersambung dengan JLLB. Ada kekhawatiran flyover itu selesai lebih dulu daripada JLLB. Dengan begitu, pembangunannya mubazir. ”Saya sudah rapat koordinasi dan bersurat puluhan kali dengan Bu Wali Kota agar mereka segera menyelesaikan JLLB,” terang alumnus ITS Surabaya tersebut.
Ketika flyover sudah rampung tahun depan,
dia berharap JLLB juga rampung. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejati Jatim. ”Agar proyek ini tidak disangka buang-buang dana,” katanya.
Berdasar ketetapan pemerintah pusat, pemkot dan PT Pelindo III punya kewajiban khusus mengembangkan infrastruktur di Surabaya Barat. ”Kami yang bangun flyover, pemkot selesaikan JLLB,” lanjutnya.
Ayah tiga anak itu menyatakan, jembatan layang tersebut bakal multifungsi. Selain menjadi pemecah kemacetan di Surabaya Barat, jembatan itu dapat digunakan kendaraan pengangkut barang yang hendak melakukan bongkar muat di pelabuhan.
Dia juga memastikan bahwa Terminal Osowilangun akan ramai dengan calon penumpang ketika jembatan layang tersebut telah beroperasi. Transportasi antara Surabaya dan Gresik yang menuju Terminal Teluk Lamong juga akan semakin cepat. ”Karena ini masuk proyek strategis nasional. Begitu selesai, bangunan akan diserahterimakan kepada Kementerian PUPR,” terangnya.
Berdasar rancangan awal, jembatan seharga Rp 1,3 triliun tersebut akan memiliki lebar 40 meter dan terbagi atas dua jalan, yakni dari Surabaya menuju Teluk Lamong maupun sebaliknya. Dengan jalur khusus tersebut, diharapkan arus lalu lintas lancar dan efisien. Waktu tempuh pengiriman barang juga diprediksi semakin cepat. ”Tidak dikenakan karcis, ini untuk umum, siapa pun boleh lewat,” lanjut dia.
Proyek itu sebenarnya telah direncanakan pada 2013. Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum proyek tersebut dilaksanakan. Antara lain, jalur dan bentuk jembatan yang melengkung di bagian tengah. Jembatan tidak bisa mengarah langsung ke ujung JLLB karena menghindari makam dan tanah wakaf. Bila telah rampung, jembatan layang sepanjang 2,4 kilometer itu membentang dari pintu masuk Terminal Teluk Lamong hingga Benowo.
Kami yang bangun flyover, pemkot selesaikan JLLB.’’ M. Harry Dharmawan Koordinator Proyek Unit Teluk Lamong