Inginkan Kurikulum Antiradikalisme
SURABAYA – Beberapa kasus terorisme yang melibatkan akademisi membuat perguruan tinggi (PT) semakin memperkuat rasa nasionalisme. Kemarin (24/7) seluruh pimpinan perguruan tinggi di bawah Kopertis VIII pun dikumpulkan di Gedung Giri Loka Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim.
Mereka mendapatkan pencerahan langsung tentang masalah kebangsaan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius. Menurut dia, rasa kebangsaan saat ini mulai tereduksi. Karena itu, rasa nasionalisme tersebut harus dipompa lagi. ’’Untuk mencapai itu, harus bersinergi dengan seluruh perguruan tinggi dan sekolahsekolah,” katanya.
Kegiatan yang diadakan UPN tersebut dihadiri sekitar 400 pimpinan perguruan tinggi dan sekolah tinggi. Hal itu menjadi kesempatan yang sangat baik untuk memberikan pencerahan. Mulai memaparkan fakta-fakta yang lengkap secara global, regional, maupun nasional yang akan menjadi tantangan hingga terapi yang pas untuk mengatasi hal tersebut.
’’Bagaimanapun, anak muda akan menjadi pemimpin bangsa yang harus memiliki kemampuan memilah dan memilih informasi yang masuk,” jelasnya.
Apalagi, saat ini kemajuan teknologi informasi digital menjadi masalah besar. Penyebaran informasi sangat mudah diterima masyarakat. Anak muda pun menjadi sasaran empuk. Sebab, mereka memiliki rasa keingintahuan dan idealisme yang tinggi. Namun, emosi mereka masih labil. ’’Jadi, mudah disusupi pahampaham radikalisme,” katanya.
Bukan hanya perguruan tinggi, BNPT juga mengarahkan perhatiannya pada anak sekolah. Mulai jenjang SD, SMP, hingga SMA/ SMK. ’’Kami juga sudah bekerja sama dengan Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) untuk masalah kebangsaan ini,” ujarnya.
Suhardi menuturkan, sudah ada pembahasan tentang kurikulum pendidikan untuk penguatan karakter kebangsaan. Kurikulum yang memberikan konten-konten pencegahan paham radikalisme. ’’Nanti Kemendikbud dan Kemenristekdikti yang jalan. BNPT hanya memonitor.”