Jawa Pos

Satu Gram Emas untuk 50 Kilogram Krim atau Serum

Prof Dr Titik Taufikuroh­mah MSi, Pembuat Kosmetik Berbahan Emas

- AHMAD DIDIN KHOIRUDDIN

Usaha manusia tak kenal lelah untuk mencari rahasia kecantikan. Emas pun menjadi salah satu bahannya. Di tangan Titik Taufikuroh­mah, logam mulia itu diubah jadi bahan kosmetik.

SEKILAS tak ada yang berbeda dari deretan produk kosmetik yang dipajang di lemari Poliklinik Unesa kemarin (24/7). Siapa sangka, kosmetik tersebut mempunyai kandungan emas 24 karat. Namun, emas yang digunakan sudah diubah menjadi ukuran nano.

Nanogold, begitulah Titik Taufikuroh­mah menyebut produk itu. Produk tersebut merupakan buah karya perempuan yang berprofesi sebagai dosen di Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) itu. Terinspira­si dari kepercayaa­n nenek moyang, Titik serius mendalami penelitian tentang kosmetik berbahan emas tersebut. ”Orang dahulu pakai emas untuk kecantikan, seperti susuk emas. Terbukti, wajah mereka tetap cantik seperti Cleopatra,” ujar dosen di jurusan kimia itu.

Selain dari kepercayaa­n nenek moyang. Hal yang menggugah Titik untuk melakukan penelitian tersebut adalah maraknya kosmetik yang mengandung merkuri. Dia menyebutka­n, penggunaan krim wajah yang mengandung bahan berbahaya itu sudah melebihi ambang batas.

Titik menyatakan, kandungan merkuri 20 ppm (part-per-million) di lingkungan air telah meresahkan masyarakat. Satuan ppm merupakan konsentras­i suatu zat dalam bahan. Merkuri bisa mencemari air tersebut. ’’Padahal, untuk wajah, penggunaan merkuri 20 ppm itu belum bisa memutihkan,’’ katanya.

Untuk memutihkan wajah, dibutuhkan merkuri 200–300 kali lipat. ’’Hitunganny­a bukan lagi ppm, melainkan persen,’’ ucapnya. Hal itu tentu ironis. Di satu sisi, merkuri pada lingkungan diperangi. Namun, di sisi lain, banyak perempuan yang mengoleska­n krim berbahan merkuri di wajah mereka. ”Sampai saya berpikir untuk mengusulka­n dikeluarka­nnya fatwa haram untuk merkuri di kosmetik,” imbuhnya.

Bahaya merkuri, lanjut dia, tidak bisa dipandang remeh. Jika masuk ke jaringan tubuh, radikal bebas akan terbentuk. Nah, untuk menghilang­kan merkuri dan efek buruknya, dibutuhkan emas.

Radikal cairan sel membuat emas terlibrasi atau terlepas dan menjadi cluster yang terdiri atas ratusan hingga ribuan atom emas. Ukurannya 1 hingga 100 nanometer per cluster. Cluster itulah yang disebut nanogold.

Setelah terlepas, material menjadi aktif. Sebenarnya, emas merupakan logam yang tidak mudah bereaksi. Namun, dalam kondisi nano, emas bisa menjadi aktif. Terutama sebagai katalis untuk mempercepa­t reaksi. Emas juga mampu meredam radikal bebas yang memicu penuaan.

Lantas, berapa persen yang bisa menekan penuaan? Untuk mengetahui­nya, Titik melakukan perbanding­an dengan vitamin. Jika dibandingk­an dengan vitamin C, nanogold bisa menekan penuaan hingga empat kali lipat dengan konsentras­i yang sama.

Sementara itu, jika dibandingk­an dengan vitamin E, nanogold bisa menekan penuaan 6–7 kali. ”Vitamin C dan E jadi tidak aktif setelah bereaksi. Namun, gold (emas, Red) bisa kembali aktif meski sudah bereaksi. Ini menguntung­kan,” jelasnya.

Dia terus mengembang­kan produknya. Dia menyelipka­n dalam materi kuliah kewirausah­aan dan kimia kosmetik. Saat praktikum, para mahasiswa diminta untuk membuat produk tersebut.

Emas yang digunakan merupakan emas batangan murni. Dia melarutkan­nya dengan larutan khusus hingga berbentuk partikel nano. ”Satu gram emas itu bisa jadi 50 kilogram krim atau 50 liter serum,” jelas Titik.

Hingga kini, produk kosmetik berbahan emas yang dihasilkan­nya punya sepuluh varian. Mulai krim pagi, krim malam, hingga bentuk serum. Pihaknya sedang menunggu industri besar untuk mempermuda­h perizinan kosmetik tersebut. ”Dari semua produk, baru beberapa yang punya izin BPOM (badan pengawas obat dan makanan). Makanya di kemasan kami tulis dijual untuk kalangan sendiri,” jelas Titik.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? REDUKSI EFEK BURUK: Titik Taufikuroh­mah menunjukka­n cara kerja serum nanogold di Klinik Unesa Ketintang kemarin.
DIPTA WAHYU/JAWA POS REDUKSI EFEK BURUK: Titik Taufikuroh­mah menunjukka­n cara kerja serum nanogold di Klinik Unesa Ketintang kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia