Jawa Pos

Batuk sampai 2 Minggu, Mungkin Sakit TB Paru

-

GRESIK – Sebut saja dia Yeni. Gadis 19 tahun itu sengsara. Di usianya yang belia, penyakit berbahaya telah bersarang dalam tubuhnya: tuberkulos­is (TB) paru. Penyakit warga Segoromadu, Gresik Kota, tersebut bahkan dinyatakan kebal obat atau multi drug resistant (MDR). Yeni pasrah.

Sehari-hari, tidak ada yang merawat. Pak RW di kampung tempat tinggalnya menjadi pahlawan. Namanya Sumardi. Rabu pagi (25/7) Yeni berobat ke RSUD Ibnu Sina. Diantar Sumardi. Sudah sekitar empat bulan dia berobat.

Yeni bercerita. Penyakit TB paru tersebut diketahui sekitar Apri lalu. Waktu itu sedang ujian nasional (unas). Tiba-tiba pingsan di kelas. ”Sebelum itu rasanya batuk-batuk biasa. Tidak ada yang aneh,” tutur Yeni.

Dari sekolah, gadis berkulit sawo matang tersebut diperiksak­an ke puskesmas. Barulah diketahui penyakit TB itu. Pulang. Yeni lemah. Berdiri saja tidak kuat. Sejak itu penderitaa­nya berkepanja­ngan. Yeni hanya tinggal dengan sang nenek. Usia neneknya sudah 75 tahun. Orang tuanya pisah.

”Alhamdulil­lah, ada Pak RW,” ujar Yeni. Pak RW Sumardilah yang mengantar Yeni berobat ke Puskesmas Gending. Dengan motor bebek hitam. Lelaki 54 tahun tersebut menunggui warganya sampai sembuh. ”Anaknya (Yeni, Red) tidak terbuka. Tidak pernah cerita kalau penyakitny­a berat,” jelas Sumardi.

Setiap hari Yeni harus minum sembilan obat. Itu wajib selama sembilan bulan. Belum lagi harus disuntik. Sudah hampir empat bulan, Sumardi membujuk Yeni agar terus mau berobat. Setiap hari. ”Kadang dia sampai muntah. Mungkin terlalu banyaknya obat,” ucap Sumardi.

Gejala batuk pada TB tidak jauh berbeda dengan batuk biasa. Namun, waktunya berbeda. ”Batuk biasa satu hari dua hari bisa sembuh dengan minum obat. Tetapi, batuk TB bisa dua minggu. Perlu dicurigai,” terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendali­an Penyakit Dinkes Gresik dr Mukhibatul Khusna.

Menurut Khusna, batuk TB dan batuk biasa sulit dibedakan. Gejala TB adalah batuk lebih dari dua minggu. Berat badan penderita turun. Suhu badan juga berubah. Terutama malam hari. ”Pasien akan panas dingin,” jelasnya. Jika merasa begitu, harus segera periksa.

Data dinkes menyebutka­n, hingga Juni 2018, tercatat ada 15 penderita TB-MDR baru. Kasus TB-MDR disebabkan kedisiplin­an minum obat yang kurang. Akibatnya, penyakit menjadi kebal pada obat. ”Harus disiplin untuk keberhasil­an pengobatan TB,” tuturnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia