Jawa Pos

Tekanan terhadap Rupiah Mulai Reda

-

DI pasar uang, tekanan terhadap rupiah mulai reda. Berdasar data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdaganga­n kemarin menguat di level Rp 14.417. Rupiah menguat 46 poin atau 0,32 persen dibandingk­an penutupan Kamis (26/7). Sepanjang perdaganga­n, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.380–Rp 14.493 per dolar AS. Sementara itu, berdasar kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah berada di posisi Rp 14.483 per dolar AS atau melemah 40 poin kurs dibandingk­an hari sebelumnya.

Penguatan rupiah merupakan yang paling tinggi di antara negara-negara Asia lainnya. Beberapa mata uang negara Asia yang juga menguat, antara lain, won Korea Selatan naik 0,13 persen; yen Jepang 0,04 persen; dan peso Filipina 0,13 persen.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menuturkan, dengan penguatan rupiah, sebaiknya BI menahan untuk menaikkan bunga acuan. Sebenarnya, BI masih memiliki ruang pengetatan sekali lagi, yakni saat suku bunga Bank Sen- tral AS (The Fed) naik. Namun, asumsi itu bisa keliru jika rupiah ternyata terus menguat. Ujungnya, kenaikan bunga kredit bisa ditahan sehingga tidak terlalu memberatka­n sektor riil.

’’Bahkan, jika rupiah kembali ke level Rp 13.500, bukan tidak mungkin bunga acuan BI justru akan diturunkan. Karena sebenarnya dari sisi inflasi kan masih cukup terkendali di level 1,9 persen (inflasi kalender sampai Juni). Artinya, BI menaikkan bunga saat ini hanya untuk kendalikan rupiah, bukan inflasi.’’

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia