Angkat Tema Puter Kayun
Banyuwangi Ethno Carnival Dihelat Besok
BANYUWANGI – Puter Kayun menjadi tema perhelatan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) tahun ini. Puter Kayun adalah tradisi para leluhur warga Boyolangu, Banyuwangi, menaiki delman hias menuju Pantai Watu Dodol untuk menggelar selamatan pada hari kesepuluh bulan Syawal.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan, BEC selalu konsisten mengangkat tema yang berakar pada tradisi lokal. Sehingga bisa makin dikenal. ’’Semoga dengan strategi budaya ini kita bisa menghargai produk budaya Nusantara yang sangat beragam untuk saling bersanding dengan budaya global,’’ ujar Anas.
BEC merupakan parade fashion etnik yang diadakan di Banyuwangi. Edisi tahun ini dihelat besok (29/7). Karnaval etnik tersebut berlangsung sejak 2011 dan telah ditetapkan sebagai ’’Top 10 Calendar of Event 2018’’ Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Sebagai atraksi wisata budaya daerah, BEC tampil dalam bentuk karnaval modern. Kreasi busana yang diusung tiap tahun berbeda, tapi tetap berakar pada seni dan tradisi lokal. ’’Tahun ini kami kemas lebih atraktif dibandingkan sebelum-sebelumnya. Yang baru, selain konsep, juga tema busana dan konsep panggung. Penampilan para talent BEC juga lebih atraktif,’’ lanjut Anas.
Konsep BEC tahun ini merupakan kolaborasi para pelaku seni Banyuwangi dengan akademisi seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Di dalamnya juga dilibatkan koreografer tari ternama Eko Supriyanto yang ikut mengonsep aksi tari dalam pembukaan Asian Games 2018.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda menambahkan, tema besar Puter Kayun akan dipecah menjadi 10 subtema yang dituangkan dalam 120 busana etnik. Diharapkan, hal itu bisa membuka wawasan wisatawan yang sedang berkunjung mengenai tradisi lokal Banyuwangi.