Jembatan Kartini Rampung Pekan Depan
SURABAYA – Jembatan Kartini yang dibongkar empat bulan lalu kini mulai berbentuk. Rangka baja jembatan sudah tersambung kemarin (27/7). Para pekerja mengelas rangka baja dengan ketebalan sekitar satu sentimeter. Baja yang dipasang berbentuk persegi menyesuaikan luas jembatan 8 x 8 meter.
Persiapan sebelum pemasangan baja tersebut cukup memakan waktu. Kontraktor harus membongkar keseluruhan konstruksi jembatan lama sebelum memasang fondasi baja. Selain itu, banyaknya utilitas kabel dan pipa PDAM di sekitar menambah kerumitan proyek. Setelah semua rampung, baru pengerjaan masuk tahap finishing. ”Sekarang progresnya sudah mencapai 80 persen lebih,” ujar Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Ganjar Siswo Pramono
J
Setelah pengelasan tuntas, baja dilapisi pelat bondek. Setelah itu, baru dicor. Menurut jadwal, proyek senilai Rp 2 miliar tersebut ditargetkan tuntas pada 5 Agustus. Namun, hal itu bersifat situasional dan bisa saja lebih lama. ”Tetap kami usahakan selesai tepat waktu,” tegas Ganjar.
Artinya, pembangunan jembatan rampung lebih cepat dari target. Sebelumnya, pemkot menyebut butuh waktu tujuh bulan. Namun, di papan informasi kontrak tertulis, lama pengerjaan proyek hanya lima bulan. Terhitung 9 Maret hingga 5 Agustus 2018.
Meski pembangunan fisik selesai, lanjut Ganjar, warga tidak bisa langsung melewati jembatan tersebut. Perlu dilakukan serangkaian uji kelayakan. Setelah melewati tes itu, barulah jembatan bisa difungsikan. ”Kami pastikan aman dulu,” ujarnya.
Rampungnya proyek jembatan itu sangat ditunggu-tunggu warga. Terutama bagi mereka yang membuka usaha di sepanjang Jalan Kartini. Omzet penjual tersebut turun sejak area sekitar jembatan itu ditutup.
Meski sudah diberi penanda, masih banyak pengendara yang balik kucing setelah mengetahui jembatan belum bisa dilalui. Mereka beranggapan ada celah kecil yang bisa dilewati. Padahal, penutupan dilakukan secara total. Harus benar-benar menunggu rampung, baru jembatan bisa dilewati kendaraan.
Jembatan tersebut rusak dan ditutup pada 11 Maret lalu. Salah satu pemicunya adalah hujan deras yang mengguyur Surabaya malam sebelumnya. Akibatnya, kawasan Kartini banjir. Beban berat itulah yang membuat balok girder jembatan patah.