Jawa Pos

Warga Dolly Minta Pemkot Tegas

Sikapi Aksi Demo di PN Senin Lalu

-

SURABAYA – Sikap pemkot terhadap kawasan eks lokalisasi Dolly mengundang pertanyaan warga. Mereka meminta pemkot bersikap tegas. Terutama terhadap rumah musik yang masih beroperasi di sekitar Dolly.

Aktivitas rumah musik tersebut bertolak belakang dengan harapan warga. Saat ini warga ingin kesan negatif tentang Dolly terkikis. Dengan begitu, tidak ada lagi upaya dari sekelompok orang untuk menghidupk­an lokalisasi.

Kurnia Cahyanto, perwakilan karang taruna warga Dolly, Putat Jaya, dan Jarak, menyatakan bahwa sekelompok warga muncul untuk menuntut ganti rugi Rp 2,7 miliar kepada pemkot. Aksi tersebut disampaika­n di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya Senin (23/7). ’’Bukan keinginan warga asli Dolly dan sekitarnya,’’ katanya.

Segelintir warga itu merasa masih memiliki kesempatan untuk bangkit. Berbeda jika pemkot tidak memberikan ruang sama sekali. Banyak cara yang

bisa dilakukan. Misalnya, memperketa­t pengawasan di lapangan. Lalu, mencabut izin tempat hiburan yang masih beroperasi di lokasi tersebut.

Pengelola membuka tempat hiburan itu secara diam-diam. Lokasinya berada di dalam gang. Bentuknya mirip rumah biasa. Tidak ada gemerlap lampu. Hanya dentuman musik yang terdengar dari luar.

Di dalamnya juga tidak menyediaka­n minuman beralkohol. Namun, jika ada yang pesan, minuman itu ada dalam hitungan menit. Kabarnya, pengelola sudah bekerja sama dengan agen atau penjual minuman beralkohol di tempat lain.

Mereka tinggal mengontak, pesanan langsung datang. Karena itu, warga meminta pemkot bertindak tegas. Warga juga sepakat menolak bangkitnya lokalisasi di kawasan tersebut.

Andrianto, anggota karang taruna lainnya, menyoal tuntutan Rp 2,7 miliar yang kembali muncul. Mereka mengatasna­makan pendamping warga eks lokalisasi Dolly. Namun, warga tidak pernah merasa didampingi .’ Kalau mereka menyebut pendamping, itu aneh ,’ ungkapnya.

Camat Sawahan M. Yunus meminta warga tetap tenang. Dia ingin kegiatan yang sudah ada berlangsun­g seperti biasa. Permasalah­an lain yang muncul diharapkan tidak mengganggu aktivitas tersebut. ’’Fokus pada pengembang­an dan pemberdaya­an ekonomi warga saja,’’ tuturnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia