Giliran Partai Muda Pendukung Bertemu Jokowi
BOGOR – Pertemuan dengan partai pendukung masih terus dilakukan Presiden Joko Widodo sebagai bakal capres petahana. Kemarin (28/7) dia mengundang tiga ketua umum partai politik baru untuk makan siang di beranda belakang Istana Bogor. Tiga partai itu sebelumnya menyatakan dukungannya untuk Jokowi meski tidak bisa ikut mencalonkan presiden.
Tiga ketua umum itu adalah Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie, Ketum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo, serta Ketua Umum Partai Keadilan dan Persa- tuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono. Partai terakhir sebenarnya tidak benarbenar baru karena pernah berlaga di Pemilu 2014, tapi tidak lolos parliamentary threshold
Dalam pernyataannya, Jokowi mengapresiasi keberadaan kaum muda yang menduduki jabatan tertinggi di struktur partai politik. ”Mereka membawa pikiran, semangat, dan kegairahan baru di dunia politik kita,” ujarnya.
Tiga tokoh tersebut memang tergolong muda bila dibandingkan dengan pucuk pimpinan partai lainnya. Terutama Grace yang saat ini berusia 36 tahun dan menjadi ketua umum parpol termuda di Pemilu 2019. Kemudian, Diaz akan berusia 40 tahun pada 25 September. Sementara itu, Hary Tanoe tahun ini berusia 53 tahun.
Jokowi enggan menyampaikan lebih jauh apa saja poin-poin yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Dia hanya menyampaikan bahwa pembicaraan masih seputar kebangsaan.
”Dari mereka, saya banyak mendengar informasi tentang bangsa dan negara dari sudut pandang politisi muda,” lanjut politikus PDIP itu.
Sementara itu, Grace menyampaikan bahwa pembicaran lebih banyak seputar pembangunan dan apa saja yang perlu diperbaiki ke depan. ”Kami sempat bicara juga tentang pendamping ideal beliau lima tahun ke depan,” terangnya seusai pertemuan.
Sejauh ini, tutur Grace, belum ada nama yang definitif. ”Tapi, sudah mengerucut ke beberapa nama,” lanjutnya tanpa menyebut lebih jauh soal nama-nama tersebut. Dia berharap Jokowi bisa segera memutuskan siapa yang akan menjadi cawapresnya.
Sementara itu, dari kubu koalisi yang lain, Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin menuturkan bahwa partainya masih berupaya untuk mengegolkan kadernya sebagai cawapres pendamping Prabowo.
”Karena ini amanat munas (musyawarah nasional) yang harus kami sampaikan,” terangnya saat diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, kemarin.
Sebenarnya PKS sempat memunculkan usulan paket capres-cawapres kepada Prabowo, yakni Anies Baswedan-Ahmad Heryawan. Dalam arti, bila Prabowo memutuskan menjadi king maker. Lagi pula, sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah Prabowo benar-benar akan maju sebagai capres atau tidak.
”Kami dengan Prabowo atau tidak, bergantung situasi yang sedang berjalan. Kalau tidak sejalan, ya kami ambil opsi lain,” tambahnya. Misalnya, membentuk poros baru. Atau berharap MK mengabulkan gugatan presidential threshold. Bila gugatan dikabulkan, Suhud memastikan PKS akan mengusung capres dan cawapres sendiri tanpa koalisi.