Jawa Pos

Kejar Peluang tanpa Elga

Tantangan BMX Putri di Asian Games

-

JAKARTA – Elga Kharisna Novanda dipastikan absen dari nomor BMX di Asian Games 2018. Cedera punggung memaksanya pindah nomor ke track. Penggantin­ya sudah disiapkan. Dua orang sekaligus. Yakni, Wiji Lestari dan Cupi Nopianti. Bagaimana peluang mereka?

Bergabungn­ya Wiji dan Cupi ke pelatnas tergolong telat. Wiji baru sekitar sebulan berlatih bersama I Gusti Bagus Saputra dkk. Cupi masuk pelatnas setelah test event terakhir di Banyuwangi Internatio­nal BMX pada 14-15 Juli. Tidak sampai dua bulan lalu. Tentu, mereka memikul beban berat. Meski keduanya tidak secara khusus dibebani target emas, PB ISSI tetap berharap ada emas dari nomor BMX.

Padahal, dengan waktu berlatih yang mepet, mereka masih harus beradaptas­i dengan sirkuit BMX di Pulomas, Jakarta Timur. Tempat itu sekaligus menjadi venue

BMX saat Asian Games nanti.

’’Track-nya nggak susah. Tapi,

pedalling (mengayuh) terus sejak awal, jadi lebih cepat capek,’’ ungkap Cupi. Cyclist asal Jawa Barat itu menambahka­n, tantangan paling berat ada di line tiga. Sebab, mereka harus menekan sejak line

satu dan dua. ’’Sedangkan di situ banyak rintangann­ya. Jadi harus cari cara untuk bertahan, tetapi juga tetap cepat,’’ jelasnya.

Di sirkuit BMX yang baru dibangun awal tahun ini, ada empat line yang harus dilewati para pembalap untuk mencapai garis finis. Dari pantauan Jawa Pos, line ketiga atau yang biasa disebut rythm section memang jadi tantangan tersendiri. Sebab, ada 13 gelombang berturut-turut. Jalur tersebut dilewati setelah pembalap mengeluark­an tenaga untuk jadi yang terdepan sejak start hingga jalur kedua.

’’Memang momok teknik ada di jalur tiga. Tapi, kuncinya ada di jalur satu. Kalau sudah memimpin sejak awal dan bisa mempertaha­nkan kecepatan, pasti bisa,’’ ungkap Priyo Susanto, pelatih pelatnas BMX.

Meski telat bergabung dengan pelatnas, Priyo berusaha mengatur kebugaran dua atlet putri tersebut agar tetap fit hingga Asian Games nanti. Namun, dia tidak bisa menjanjika­n Wiji dan Cupi mencapai performa terbaik mereka dalam waktu singkat.

Setiap Sabtu Priyo memberikan latihan full lap untuk mengukur daya tahan serta catatan waktu para pembalap binaannya. Misalnya, dalam latihan kemarin (28/7). Dari segi catatan waktu, Wiji mampu membukukan 40,86 detik, sedangkan Cupi tertinggal lima detik di belakangny­a. ’’Target saya Wiji harus bisa mencapai 39 detik untuk Asian Games,’’ kata Priyo.

Meski hanya memiliki waktu singkat untuk persiapan, Indonesia tetap berpeluang mencapai tiga besar. Absennya juara BMX Asian Games 2014 Amanda Carr bisa jadi keuntungan. Meski tetap saja masih banyak cyclist elite yang lain dari seluruh Asia. Wiji dan Cupi harus tampil ngotot.

Wiji mengungkap­kan optimismen­ya. ’’Kalau catatan waktu di latihan tambah bagus, insya Allah bisa medali. Perlu kejar waktu sampai 39 detik,’’ jelas pembalap yang baru lulus dari SMA 1 Srengat, Blitar, tersebut.

 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ?? RIDER MUDA: Wiji Lestari berlatih di Sirkuit BMX Pulomas, Jakarta, kemarin (28/7). Dia dan Cupi Nopianti diplot menggantik­an Elga Kharisma yang pindah ke nomor track.
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS RIDER MUDA: Wiji Lestari berlatih di Sirkuit BMX Pulomas, Jakarta, kemarin (28/7). Dia dan Cupi Nopianti diplot menggantik­an Elga Kharisma yang pindah ke nomor track.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia