Jawa Pos

Satu Ruangan untuk Dua Kelas

Sudah Tiga Tahun Bangunan SDN Bintoro Ambruk

-

JEMBER – Para siswa SDN Bintoro 5 di Lingkungan Mojan Gluduk, Kelurahan Bintoro, Patrang, Jember, terpaksa berbagi kelas. Enam rombongan belajar (rombel) harus berbagi di tiga ruang kelas yang ada.

Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Jember kemarin (30/7), sejumlah siswa berada di ruang kelas di belakang sekolah yang disekat jadi dua kelas. ”Ini adalah siswa kelas I dan II,” ujar Lutfiyah, guru kelas.

Bukan hanya kelas I dan II, semua rombel juga terpaksa dibagi dua. Misalnya kelas III dengan kelas IV dan kelas V dengan kelas VI. ”Kondisi ini sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir,” ucap Nur Fadly, guru honorer yang sempat dipindah ke SMPN 2 Sukorambi. Dia kembali ke sekolah

itu karena merasa kasihan dengan kondisi sekolah.

Fadly mengakui, dengan kondisi kelas seperti itu, kegiatan belajarmen­gajar (KBM) memang menjadi tidak kondusif. Namun, siswa di sekolah tersebut sudah bisa memahami kondisi itu. ”Jika ada satu kelas diterangka­n (diberi penjelasan dengan suara keras, Red), kelas sebelahnya biasanya diberi tugas menulis atau mengerjaka­n soal,” jelasnya.

Siswa di SDN Bintoro 5 memang tidak terlalu banyak. Namun, semuanya adalah siswa sekitar

sekolah yang jauh untuk mengakses ke sekolah lain. Total ada 91 siswa dengan jumlah kelas I sebanyak 12 anak dan kelas II 14 anak. Berikutnya berturuttu­rut kelas III, IV, V, dan VI dengan 13, 17, 15, dan 14 anak.

Hal senada disampaika­n Kepala SDN Bintoro 5 Purwito yang sudah mengabdi di sekolah tersebut empat tahun ini. Awal dirinya di sekolah itu, ungkap Purwito, ada dua ruang kelas lain yang bisa digunakan meski sejumlah ruang kelas terpaksa disangga. ”Namun sejak tiga tahun lalu ambruk. Sehingga tidak bisa digunakan lagi,” terangnya.

Ruangan yang ambruk itu, kata Purwito, adalah tempat belajar bagi siswa kelas II, III, dan IV. Karena itu, mau tidak mau pihak sekolah melakukan penggabung­an rombel. Hal tersebut terpaksa dilakukan agar KBM bisa lancar.

Purwito menambahka­n, sebenarnya sekolah itu sudah waktunya diperbaiki. Sebab, ada atap yang jebol dan bangunanny­a kurang representa­tif. Yang baru hanya dua ruang kelas dan ruang yang digunakan untuk kantor.

Pihaknya sebenarnya sudah mencoba mencari ruang kelas baru untuk bisa digunakan KBM. Kebetulan, memang sekolah tersebut menjadi satu dengan SMPN 15 Jember. Tetapi, karena tidak ada, terpaksa kemudian dibuat kelas gabungan seperti saat ini. Purwito mengakui, memang sebenarnya kondisinya tidak kondusif. ”Namun bagaimana lagi? Daripada anakanak tidak sekolah,” tuturnya.

Pihaknya pun berharap pemerintah daerah, khususnya dinas pendidikan, segera memberikan perhatian dengan memperbaik­i ruang kelas yang ambruk itu. ”Harapankam­ibisaseger­adiperbaik­i dan bisa digunakan untuk KBM sebagaiman­a mestinya,” ucap dia.

Kondisi di SDN Bintoro 5 tersebut membuat prihatin anggota Komisi D DPRD Jember Alfian Andri Wijaya. Seharusnya, menurut dia, pembanguna­n sekolah itu bisa dipercepat karena kondisinya parah.

 ?? JAWA POS RADAR JEMBER ?? DUA GURU SATU RUANGAN: Siswa SDN Bintoro Jember terpaksa berbagi kelas karena gedung sekolah rusak. Mereka sedikit banyak terganggu.
JAWA POS RADAR JEMBER DUA GURU SATU RUANGAN: Siswa SDN Bintoro Jember terpaksa berbagi kelas karena gedung sekolah rusak. Mereka sedikit banyak terganggu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia