Lompat Yang Jauh, Maria Londa!
Empat tahun lalu di Incheon, Korea Selatan, tidak banyak yang mengira Maria Natalia Londa dapat menyumbangkan emas. Dia merebut medali prestisius itu dari nomor lompat jauh. Tahun ini, harapan yang sama kembali disematkan untuk nomor yang ditekuninya.
MATAHARI di Pulau Dewata belum tinggi benar. Belum juga pukul 08.00 Wita, Maria Natalia Londa sudah nongol di Stadion Ngurah Rai, Denpasar. Dia bersiap-siap melahap menu latihan fisik yang disiapkan sang pelatih, Ketut Pageh.
Pria yang sudah menangani Maria selama
15 tahun itu menemani anak asuhnya ketika berjumpa dengan
Jawa Pos Selasa lalu (24/7).
Tepat pukul 08.00 Wita, Maria melakukan pemanasan. Diawali dengan joging ringan selama 45 menit. Beberapa saat selanjutnya, dia melakukan peregangan diikuti dengan drill ABC.
Yakni, ankling, knee up, hoping,
lompat kijang, dan triple jump take-off. Setiap gerakan dilakukan repetisi lima kali.
Latihan tersebut terbilang ringan. ’’Untuk program yang lebih berat, gerakan-gerakan tadi itu bisa dua kali lipat lebih banyak repetisinya,’’ jelas Maria setelah menyelesaikan semua latihan. Dalam sepekan, hanya dua kali dia berlatih teknik. Yakni, pada Jumat dan Minggu. Total hampir 4.000 gerakan dia lakukan dengan diakhiri lompatan full
lebih dari 25 kali.
Di Bali, Maria berlatih di tiga lokasi, Yakni, Stadion Ngurah Rai dan Lapangan Mengwi, Badung. Satu lokasi lainnya adalah kawasan Pantai Legian, Kuta. Tiga tempat tersebut digunakan bergantung menu latihan yang akan dia jalani saat itu. Maria sangat happy
berlatih di Bali. Selain karena dekat dengan sang pelatih, udaranya lebih nyaman.
Mood yang baik sangat penting bagi atlet kelahiran 29 Oktober 1990 tersebut. Mengingat dia harus menjalani treatment ekstraketat. Sebab, setelah SEA Games Singapura 2015, pemegang rekor nasional lompat jauh dan lompat jangkit itu mengalami cedera parah. Tendon kedua lututnya robek. Dengan melawan rasa sakit dan trauma pascacedera, Maria masih bersaing. Pada SEA Games 2017, gelarnya lepas ke tangan atlet Vietnam Bui Thi Thu Thao. ’’Tidak banyak yang tahu, dalam dua pekan sekali saya pulang pergi Bali-Jakarta untuk kontrol kondisi saya,’’ ungkapnya.
Menurut Maria, persiapan menuju Asian Games kali ini lebih baik daripada SEA Games tahun lalu. Sebab, tahun ini PB PASI menyewa konsultan pelatih asal Amerika Serikat (AS) Harry Marra. Dia dikenal sebagai mantan pelatih pemegang rekor dunia dekatlon Asthon Eaton. Berkat Marra, sejumlah atlet pelatnas, termasuk Maria, menjalani tryout di California. Lompatan Maria juga sudah menginjak 6,52 meter.
Sementara itu, dari sektor lompat jauh putra, Indonesia berharap banyak kepada Suwandi Wijaya dan Sapwaturrahman. Suwandi merupakan pemegang rekornas lompat jauh sebelum dipecahkan Sapwaturrahman di Korea Open 17 Juni lalu. Saat itu, Sapwaturrahman melakukan lompatan sejauh 7,98 meter.
Hasil tersebut dinilai cukup positif. Sebab, program latihan yang dia jalankan saat itu baru di kisaran 80 persen. Artinya, di Asian Games nanti, atlet asal Nusa Tenggara Barat tersebut punya potensi bisa memecahkan kembali rekornas atas namanya sendiri. Kepada Jawa Pos, atlet yang mewakili Indonesia di Kejuaraan Dunia Atletik 2013 itu punya misi besar.
’’Maunya tembus 8 meter. Ada beberapa penyesuaian awalan setelah berkonsultasi dengan coach Harry Marra,’’ terangnya. Pelatih Sapwaturrahman, Arya Yuniawan, menambahkan, atletnya punya potensi untuk bisa berbuat lebih banyak. Dia sangat termotivasi. ’’Melihat persaingannya memang ketat, tetapi ada untungnya bagi kami karena main di rumah sendiri,’’ ucap Arya.