Jawa Pos

Terima Bansos, Tidak Boleh Merokok

Usulan Bappenas untuk Tekan Kemiskinan

-

JAKARTA – Tingkat kemiskinan Indonesia turun karena sebagian masyarakat pindah ke level hampir miskin. Kelompok di level itu rawan turun lagi ke level miskin. Pemerintah mengharusk­an masyarakat di level miskin maupun hampir miskin, khususnya penerima bansos program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan nontunai (BPNT), tidak merokok.

Menteri Perencanaa­n Pembanguna­n Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonego­ro menjelaska­n pertimbang­an larangan merokok bagi penerima PKH dan BPNT. Yakni, proporsi rokok keretek maupun filter sebagai pembentuk garis kemiskinan (GK) mencapai 11 persen. ”Ke depan, semua keluarga penerima PKH atau BPNT tidak boleh lagi merokok. Menurut saya, ini penting. Kita harus tegas,” tuturnya kemarin (30/7).

Bambang mengatakan, peran uang untuk membeli rokok terhadap pendapatan riil keluarga di pedesaan mencapai 10 persen. Sedangkan bagi keluarga di perkotaan, angkanya mencapai 11 persen.

Menurut dia, porsi belanja rokok 10 hingga 11 persen oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lain otomatis bisa mengganggu pendapatan riil keluarga. ”Lebih baik diganti untuk membeli daging ayam, telur, atau kebutuhan yang menunjang makanan (lainnya, Red),” jelasnya.

Dia mengatakan, aturan stop merokok bagi keluarga penerima PKH maupun BPNT perlu terus disampaika­n sebagai bagian dari pembelajar­an. Dia menegaskan, semua keluarga dalam PKH dan penerima BPNT harus berjanji berhenti merokok.

Bambang menyebutka­n, proporsi terbesar pembentuk kemiskinan adalah beras. Bagi masyarakat perkotaan, porsinya mencapai 20,9 persen. Sedangkan bagi masyarakat pedesaan, angkanya 26,79 persen. Di bawah rokok, ada proporsi untuk perumahan sebesar 8,3 persen bagi masyarakat perkotaan dan 6,91 persen bagi warga pedesaan. Dengan data itu, kebutuhan untuk membeli rokok lebih besar ketimbang proporsi untuk perumahan, telur ayam ras, maupun daging ayam ras.

Dirjen Perlindung­an dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat setuju dengan masukan soal larangan merokok bagi keluarga penerima manfaat PKH maupun BPNT. Nanti aturan itu dimasukkan modul family developmen­t session (FDS) yang terkait dengan PKH dan BPNT.

Harry menjelaska­n, penyuluhan supaya uang bantuan PKH tidak dibelikan rokok sejatinya sudah berlangsun­g lama. ”Bahkan dari Bapak Presiden (Joko Widodo, Red) langsung,” tutur dia. Meskipun hal itu sudah menjadi wejangan lama, Harry mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada data soal jumlah pasti keluarga penerima manfaat PKH maupun BPNT yang merokok.

Harry lantas menjelaska­n, saat ini angka kemiskinan Indonesia 9,82 persen. Menurun jika dibandingk­an dengan periode September 2017 yang masih 10,12 persen.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia