Angkat Lima Kuintal Sampah Diaper
SURABAYA – Sungai masih jadi tempat favorit para pembuang sampah diaper. Fakta itu didapat dari aksi aktivis lingkungan Ecoton saat membersihkan bawah jembatan lama Karang Pilang kemarin (30/7). Sebanyak 500 kilogram diaper dikumpulkan.
Belasan aktivis terlibat. Ada yang turun mengangkat sampah. Ada pula yang berkampanye lewat tulisan kepada pengendara yang melintas. Sasaran pembersihan kali ini memang khusus sampah diaper yang banyak tersangkut di pipa besi bawah jembatan
J
Sebelum turun, anggota komunitas mengenakan pakaian khusus. Mereka juga dilengkapi tali pelindung. ’’Jumlah diaper yang tersangkut pipa ini saja 5 kuintal. Belum yang lolos ke sungai,’’ ujar Direktur Ecoton Prigi Arisandi.
Padahal, kegiatan itu sering mereka lakukan di lokasi tersebut. Namun, setelah dibersihkan, jumlahnya justru bertambah. Kondisi itu membuat anggota komunitas geram. ’’Sudah sekitar 30 kali kami membersihkan tempat ini. Terakhir Januari kemarin. Belum dibersihkan dinas, jadi kami yang bersihkan,’’ jelas Prigi.
Prigi mengungkapkan alasannya memilih sasaran sampah diaper. Selain jumlahnya banyak, berdasar penelitian Ecoton di Wringinanom dan Kenjeran, ditemukan banyak ikan yang kemasukan serat diaper. Ikan itu berbahaya jika dikonsumsi manusia.
’’Menurut yang saya baca di laporan amdal produsen diaper, ada hampir 90 persen bahan B3 (bahan berbahaya dan beracun). Kalau sampai masuk ke badan ikan, kerang, atau air bersih PDAM, lalu dikonsumsi manusia, berbahaya. Bisa mengakibatkan penyakit. Salah satunya kanker,’’ jelasnya.
Sejumlah sosialisasi dilakukan Ecoton. Mereka menyasar para orang tua yang memiliki anak balita. ’’Kami sampaikan untuk tidak percaya mitos suleten. Masih banyak ibu-ibu dan mbah-mbah yang percaya kalau popoknya dibakar, anaknya kenapa-kenapa. Akhirnya sampahnya dibuang ke sungai,’’ papar Prigi.
Ecoton menyarankan untuk tidak menggunakan diaper sekali pakai. Lebih baik menggunakan popok kain atau popok clodi. Ecoton melakukan pengadaan dropo (dropping point popok), tempat pembuangan sampah diaper. ’’Kalau orang suka buang sampah di sini, mungkin di sekitar jembatan ini bisa dikasih dropo itu,’’ jelasnya.
Hasil sampah diaper tersebut akan diangkut dinas lingkungan hidup (DLH). Perlu perlakuan khusus dalam mengelola limbah B3. ’’Kami serahkan kepada yang berhak mengolahnya. Biar diangkut ke TPA (tempat pembuangan akhir, Red),’’ papar Prigi.