Jawa Pos

Maunya Menonton, Ternyata Rumah Sendiri

Satu Rumah Ludes Dilalap Api

-

SURABAYA – Sebuah rumah habis dilalap si jago merah Minggu malam (29/7) di Jalan Kebondalem, Simolawang, Simokerto. Seluruh isi rumah hangus lantaran pemiliknya sedang bepergian.

Rumah tersebut merupakan milik Yusuf. Kebakaran terjadi saat Ucup, panggilan Yusuf, tidak ada di rumah. Malam itu dia berada di pasar kambing. Saat di pasar, dia juga melihat kobaran api dari kejauhan. Namun, dia mengira kebakaran itu terjadi di wilayah Sidotopo. ’’Saya lihat dari Nyamplunga­n,’’ ujarnya kepada Jawa Pos.

Karena penasaran, dia berusaha melihat lebih dekat ke pusat api. Sampai akhirnya, dia merasa bahwa kobaran api bukan di Sidotopo, melainkan di sekitar kampungnya. Dia pun memutuskan pulang dengan menggunaka­n sepeda motornya.

Benar saja, sesampai di rumah, Ucup semakin terkejut. Banyak orang dan petugas pemadam kebakaran. Terdapat delapan mobil pemadam kebakaran. Namun, hanya dua yang bisa memasuki gang menuju rumah pria asal Jombang tersebut.

Dia terkejut karena rumah yang terbakar merupakan miliknya. Saat sampai di rumah, api sudah padam. Namun, tidak ada barang yang bisa diselamatk­an. Sebab, tidak ada orang di rumah kontrakan tersebut saat kejadian. ’’Pakaian dan surat berharga saya hangus terbakar,’’ ungkap Yusuf.

Setiap hari rumah berukuran 6 x 8 meter tersebut dihuni lima orang. Yakni, Yusuf bersama istri dan ketiga anaknya. Namun, semua pergi ke Jombang untuk menjenguk salah seorang kerabatnya yang sakit.

Selain membakar rumah Yusuf, api merembet ke salah satu rumah tetanggany­a, Luthfi Zainal Kholiq. Sebagian kamar Luthfi di lantai 2 tersambar si jago merah. Pakaian dan lemari Luthfi hangus. Tidak ada yang tersisa.

Luthfi mengetahui kebakaran tersebut dari laporan seorang warga. Ketika itu dia tidak berada di rumah. Dia bekerja di sebuah proyek bangunan. Dia dikabari melalui telepon bahwa ada kebakaran di rumahnya.

Dalam perjalanan pulang, Luthfi sempat cemas. Sebab, di dalam rumahnya ada ibunya yang sedang sakit. Penglihata­n ibu pria berumur 48 tahun tersebut juga terganggu. Luthfi khawatir ibunya terjebak di dalam kobaran api. ’’Saya khawatir sama ibu saya. Sebab, penglihata­nnya sudah tidak bagus. Biasanya dia tidur jam segini.”

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia