Jokowi Janjikan Rp 50 Juta Per Rumah
KEDATANGAN Presiden Joko Widodo di Lombok Timur kemarin membuat para korban gempa sedikit terhibur. Apalagi, Jokowi menjanjikan bantuan untuk perbaikan rumah yang rusak. Besarnya rata-rata Rp 50 juta per rumah
Komitmen itu disampaikan Jokowi kepada wartawan setelah meninjau para pengungsi di sejumlah lokasi.
Presiden beserta ibu negara menemui para pengungsi di lapangan Desa Madayin pukul 08.20 Wita. Jumlah pengungsi di sana 450 jiwa. Saat ditanya bantuan apa yang diperlukan, warga menjawab dengan kompak.
”Uang saja, Pak,” seru warga. Setelah berdialog, Jokowi membagikan bantuan paket sembako. Isinya beras, gula, minyak goreng, dan teh. Selain itu, Jokowi membagikan buku tulis kepada anak-anak korban gempa.
Di Desa Madayin, Jokowi meninjau langsung rumah warga yang roboh karena gempa. Setelah itu, Jokowi dan rombongan mendatangi lokasi pengungsian di lapangan Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia. Di situ Jokowi memberikan uang tunai kepada empat ketua RT, masingmasing Rp 25 juta. Dia juga menyambangi pengungsi di SDN 1 Obel-Obel. Di lokasi itu 500 jiwa mengungsi.
Mengenai bantuan pembangunan rumah yang rusak, dana akan diberikan setelah BNPB selesai melakukan pendataan. Jumlah total penerima bantuan nanti dikeluarkan gubernur. Dalam satu hari diharapkan pendataan selesai sehingga semua rumah bisa segera diperbaiki.
Jokowi meminta BNPB menindaklanjuti pemberian bantuan. Tentu dengan supervisi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Nilai bantuan Rp 50 juta dinilai cukup. Sebab, dalam dialog, warga meminta uang tunai Rp 40 juta hingga Rp 45 juta. Akhirnya jalan tengahnya Rp 50 juta. ”Plus minus, kan ada rusak berat, rusak ringan, dan tidak rusak,” katanya.
Meski warga memperbaiki sendiri, Kementerian PUPR akan tetap mengawasi. Juga, dibantu anggota TNI dan Polri untuk proses perbaikan dan bersihbersih rumah.
Amaq Hamdani, warga Madayin yang rumahnya dikunjungi Jokowi, merasa bersyukur dengan janji bantuan itu. Rumah Hamdani roboh. Di sana dia tinggal bersama istri dan lima anak. Bantuan Rp 50 juta, menurut dia, sudah cukup. ”Sebenarnya rumah saya juga belum jadi,” katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB Agung Pramuja menyebutkan, total kepala keluarga (KK) yang terdampak gempa Lombok mencapai 5.016 KK. Di Kota Mataram dua unit rumah rusak. Lombok Barat dua unit rumah rusak. Di Kabupaten Sumbawa juga dua unit rumah rusak.
Dua kabupaten mengalami kerusakan terparah, yakni Lombok Utara dan Lombok Timur. Di Lombok Utara, 4 meninggal dunia, 4 luka berat, 7 luka ringan. Selain itu, 41 rumah rusak berat, 74 rumah rusak sedang, dan 255 unit rusak ringan. Di Lombok Timur, 11 orang meninggal dunia dan 149 luka berat. Untuk rumah, 373 unit rusak berat dan 260 unit rusak ringan.
Hingga tadi malam, warga belum berani pulang ke rumah. Mereka memilih tidur di pengungsian. Sebagian memilih tidur di halaman rumah atau pinggir jalan. Pemandangan itu terlihat di sepanjang jalan raya Sambelia, Lombok Timur, hingga jalan raya Bayan, Lombok Utara. Warga yang rumahnya tidak rusak pun tidak berani tidur di rumah.