Jawa Pos

DP Nol Persen Jangan Diikuti Bunga Naik

-

KAMI selaku pengembang properti mengapresi­asi kebijakan loan to value (LTV) yang baru. Di mana, memungkink­an pemberi kredit pemilikan rumah (KPR) atau perbankan menetapkan uang muka yang rendah, bahkan hingga nol persen. Adanya kebijakan itu bisa menggairah­kan sektor properti pada semester kedua tahun ini.

Dalam implementa­sinya, yang bisa menerapkan down payment (DP) adalah bank yang memiliki non-performing loan (NPL) atau kredit macet gros di bawah 5 persen. Dengan demikian, kalau hanya bank tertentu yang bisa menerapkan itu, tapi bila modal tidak kuat, maka juga tidak bisa. Tapi, persoalann­ya kalau kebijakan itu diikuti kenaikan suku bunga, maka tidak memberi efek positif terhadap sektor properti.

Sebab, jangan sampai DP nol persen, sedangkan suku bunga acuan naik yang kemudian direspons perbankan dengan menaikkan suku bunga kredit. Bila demikian, maka memberatka­n konsumen karena cicilan kredit bulanan naik. Sebagaiman­a Ketua REI Jatim

diketahui, belum lama ini Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan dari 4,75 persen menjadi 5,25 persen.

Kalaupun bunga kredit naik, idealnya perbankan merespons dengan menaikkan maksimal plus 2 persen dari suku bunga acuan menjadi 7,25 persen. Tidak hanya bagi user, suku bunga kredit konstruksi juga harus menjadi perhatian. Setidaknya, suku bunga konstruksi plus 3 persen dari suku bunga acuan. Kondisi sekarang, banyak perbankan yang mematok suku bunga single digit. Tapi, mayoritas untuk periode tertentu saja. Sedangkan yang diminta pengembang, suku bunga single digit tersebut bisa berlaku flat hingga akhir masa angsuran.

Selain persoalan perizinan, tingginya suku bunga menjadi musuh pengembang. Secara umum, kalau suku bunga rendah, penyaluran kredit meningkat. Tidak hanya kredit di sektor properti, tapi juga kredit di sektor lain. Dampaknya, perekonomi­an bergerak. Sementara itu, pada semester pertama kondisi properti di Jatim cukup bagus. Baik segmen pasar menengah maupun di bawahnya. Diproyeksi­kan, semester kedua masih tumbuh dibandingk­an tahun lalu. Bahkan bisa tumbuh lebih tinggi kalau tidak ada tekanan dari suku bunga.

 ??  ?? DANNY WAHID
DANNY WAHID

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia