Sistem Booking Online untuk Gunung Rinjani
Bakal Batasi Hanya 700 Pendaki Per Hari
LOMBOK TIMUR – Jumlah pasti pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani saat gempa bumi Minggu (29/7) sulit diketahui. Guna mencegah hal serupa terulang, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bakal menerapkan sistem booking online untuk izin pendakian. Saat ini mereka menyiapkan sistem itu agar segera berfungsi begitu gunung tersebut kembali dibuka.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno menyebutkan, selama Rinjani ditutup, pihaknya bakal melaksanakan kajian dan penelitian. Itu dilakukan untuk memastikan jalur pendakian aman. Termasuk di antaranya jalur alternatif untuk evakuasi saat kondisi darurat. ”Dilakukan pakar dan praktisi secara terpadu,” ucapnya kemarin (1/8).
Menurut Wiratno, langkah tersebut juga dibarengi proses merancang jalur dan sistem evakuasi. Kemudian penguatan stakeholder yang berkaitan langsung dengan urusan bencana. Juga diklat SAR petugas dan pelaku wisata Rinjani.
Wiratno menjelaskan bahwa rencana memberlakukan sistem booking online tidak lain bertujuan memperbaiki manajemen pendakian. ”Sebagai bagian dari manajemen pengunjung, pelaku wisata, dan jasa usaha,” imbuh dia.
Selanjutnya, ke depan jumlah pendaki juga dibatasi. Untuk sementara paling banyak jumlah pendaki 700 orang per hari. Secara teknis, Kepala Seksi Wilayah II TNGR Rio Wibawanto menyampaikan bahwa sistem booking online untuk pendaki Gunung Rinjani mirip sistem booking online bagi penumpang pesawat. ”Ada kuota nanti. Kemudian Anda lewat jalur mana. Kalau lewat Sembalun turun lewat mana tanggal berapa,” terangnya.
Semua itu harus sudah jelas sebelum para pendaki memulai pendakian. Bahkan bisa jauh hari sebelum mereka menginjakkan kaki di Lombok. Sebab, sistem booking online akan ditunjang aplikasi berbasis Android dan iOS. Sehingga bisa diakses pengguna telepon genggam dari mana pun dan kapan pun. ”Nama aplikasinya e-Rinjani,” ungkapnya.
Menurut Rio, sistem booking online untuk pendaki gunung sudah ada di luar Indonesia. Namun di dalam negeri belum ada. Khusus untuk Gunung Rinjani, TNGR sebenarnya sudah punya rencana untuk memulai uji coba sistem tersebut. Tapi batal lantaran gempa terjadi lebih dulu. ”Sistemnya sudah ada, cuma belum final,” imbuhnya.