Tenaga Kontrak Perlu Diangkat Jadi PNS
Keinginan Dewan untuk Tambal Kebutuhan Pegawai Pemkot
SURABAYA – Pemkot berencana membuka rekrutmen pegawai negeri sipil (PNS) tahun ini. Kuotanya 513 orang. Mereka bakal tersebar di berbagai instansi. Mayoritas guru dan tenaga medis. Namun, anggota dewan mengusulkan agar pemkot tak perlu merekrut tenaga baru, tapi mengangkat para tenaga kontrak yang ada.
”Ada yang sampai puluhan tahun menjadi tenaga kontrak. Ini yang banyak guru,” jelas anggota Komisi B DPRD Surabaya Baktiono. Banyak tenaga kontrak yang mengadu kepadanya. Kapan mereka diangkat sebagai PNS. Baktiono tidak bisa memberikan kepastian karena keputusan tersebut ada di tangan eksekutif atau pemkot. Selain itu, moratorium PNS dari pemerintah pusat membuat pemerintah daerah tidak bisa leluasa merekrut tenaga baru sebagai PNS.
Banyak yang khawatir apabila pemkot melaksanakan tes CPNS secara terbuka, para tenaga kontrak kalah dengan fresh graduate. Mereka yang baru lulus kuliah dinilai lebih menguasai materi. Terutama tes tulis.
Padahal, Baktiono menilai tenaga kontrak lebih unggul daripada mereka yang baru lulus. Tenaga kontrak memiliki pengalaman panjang. Baktiono mencontohkan jika dirinya ikut tes CPNS. Dia yakin pasti kalah jika diadu dengan anaknya. ”Aku sama anakku ya pinter anakku kalau dites akademik. Tapi, soal pengalaman, kan menang bapake,” kata anggota dewan empat periode tersebut.
Menurut dia, mengangkat para tenaga kontrak untuk mengisi kuota PNS menyelesaikan dua masalah. Pertama, mengisi jabatan yang kosong karena ditinggal pensiun. Kedua, mengurangi jumlah tenaga kontrak yang protes karena tidak diangkat-angkat sebagai PNS.
Selama tiga tahun moratorium, ada 1.917 PNS yang pensiun. Untuk mengakali kekurangan pegawai, pemkot merekrut tenaga kontrak.