Penjambret di Jalan Arjuno Tertangkap
Otak Pelaku Masih Buron
SURABAYA – Sudah lebih dari sepekan Polrestabes Surabaya memburu penjambret yang membuat Lanisya Febriani celaka di Jalan Arjuno, Sawahan. Satu orang telah ditangkap, tetapi otak pelakunya masih buron. Namun, ada secuil petunjuk dari rekan pelaku yang diringkus petugas Polsek Bubutan pada Minggu (29/7).
Nama Bonang disebut-sebut sebagai otak pelakunya. Tersangka Putra Setiawan, 24, dan BW, 17, yang dihadirkan dalam rilis kejahatan jalanan triwulan kemarin menyebut nama Bonang untuk kali kedua.
Dalam rilis tersebut, polrestabes mengungkap 76 kasus selama tiga bulan terakhir. Yang menduduki peringkat teratas adalah curat. Ada 49 kasus curat di Surabaya. Kemudian, curas sebanyak 18 kasus dan curanmor 9 kasus. Ada 102 bandit yang ditangkap. Beberapa di antaranya terpaksa ditembak pada bagian betisnya lantaran melarikan diri dan hendak melawan saat ditangkap.
Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan mengklaim bahwa komplotan itu sudah tertangkap. ’’Yang sempat ramai di Jalan Arjuno itu sudah tertangkap,” katanya.
Putra dan BW memang kawan dekat Bonang. Keterlibatannya memang belum dipastikan. Namun, mereka sangat tahu bahwa Bonang adalah otak yang melakukan aksi tersebut. Selain itu, berdasar informasi yang dihimpun, otak pelaku penjambretan di Jalan Arjuno masih diburu Unit Jatanras Polrestabes Surabaya.
Berdasar hasil pemeriksaan, pola komplotan Bonang menyerupai komplotan Esa Nur Wanto yang ditangkap petugas pada Juni 2017. Bonang dan Esa sama-sama kerap mengganti ’’pemain” dalam setiap aksi.
Ciri khas dua otak komplotan bandit itu adalah kerap menyisakan sejumlah luka pada korban. Hal tersebut disebabkan cara berpikir dan usia eksekutor dalam kasus penjambretan. Semakin muda usia eksekutor, dia punya pola pikir yang nekat. ’’Makin muda, makin berani. Tas punggung saja disikat,” ujar mantan KBO Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Arif Suharto.
Pria yang kini menjabat W a kap o l se k W o n o k r o m o itu menuturkan, sebelum dijebloskan ke penjara, Esa selalu membacok para korbannya. Padahal, yang dipertaruhkan hanyalah handphone.
Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Forum Pers RSUD dr Soetomo dr Urip Murtedjo menjelaskan, keadaan Lanisya sudah membaik. Sejak seminggu lalu, perempuan asli Lamongan itu sadar penuh. Kini dia sudah dipindahkan ke Ruang Gladiol alias ruang rawat inap. ”Sudah ditemani sama orang tuanya kok,” kata Urip.
Ketika dibawa ke RSUD, Lanisya mengalami pendarahan hebat di kepala. Rencananya, dalam seminggu ini Lanisya diperbolehkan pulang. Keputusan itu diambil Urip berdasar pemantauan tim dokter. Lanisya sudah tidak mengalami gangguan lagi.