Jawa Pos

Pembiayaan Mesin Tumbuh Signifikan

-

SURABAYA – Tingginya kebutuhan barang modal seperti mesin di kalangan industri mengerek kinerja lembaga pembiayaan. PT BFI Finance Indonesia Tbk menargetka­n pembiayaan mesin hingga akhir tahun tumbuh signifikan.

Regional Manager PT BFI Finance Indonesia Surabaya Tan Eng Han menyatakan, investasi mesin di industri percetakan, manufaktur, dan tekstil memerlukan dana besar. Karena itu, pelaku usaha membutuhka­n lembaga pembiayaan.

’’Pada semester pertama, pembiayaan mesin berkontrib­usi 12,5 persen terhadap total pembiayaan. Targetnya bisa menjadi 20 persen pada akhir 2018,’’ katanya kemarin (3/8). Selain pembiayaan mesin, BFI membiayai mobil dengan porsi kredit 70 persen, motor dan heavy equipment 13 persen, serta properti 2 persen.

Corporate Manager BFI Finance Indonesia Surabaya Lily Listyani menuturkan, perubahan teknologi yang cepat mendorong industri terus berinvesta­si. Khu- susnya di industri percetakan, para pelaku usaha di kota-kota besar cenderung meng-upgrade mesin. ’’Mereka jual mesin lama ke daerah-daerah, lantas beli mesin baru yang lebih canggih. Apalagi kalau industri percetakan dituntut untuk presisi. Misalnya, untuk warna,’’ paparnya.

Pada semester pertama tahun ini, pihaknya sudah membiayai Rp 18,8 miliar untuk industri printing. Pembiayaan terbesar adalah digital printing yang mencapai 47,4 persen; kemudian offset 45,3 persen; dan advertisin­g banner 7,2 persen. ’’Mesin yang paling diminati buatan Taiwan, tapi ada yang minat buatan Tiongkok dan Jepang,’’ ungkapnya.

Selain industri percetakan, pihaknya membiayai pembelian mesin industri manufaktur yang realisasi pada semester pertama lalu sekitar Rp 14,8 miliar atau 38 persen. Kemudian, tekstil dan garmen Rp 1,6 miliar atau 4 persen. Sisanya terbagi untuk mesin food and beverage, laundry, serta alat kesehatan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia