Bangli di Bekas Lokalisasi Moroseneng Dibongkar
Diduga Jadi Tempat Transaksi Prostitusi
SURABAYA – Petugas gabungan dari satpol PP, polsek, dan koramil di Kecamatan Benowo kemarin bekerja sama menghancurkan bangunan liar (bangli) di bekas lokalisasi Moroseneng. Selain melanggar izin, bangunan di wilayah Sememi tersebut juga diduga sebagai tempat transaksi prostitusi.
Dalam penertiban yang dipimpin langsung oleh Lurah Sememi Ferdhie Ardiansyah itu, dua warung kopi dan satu gudang diratakan dengan tanah. Ferdhie menyatakan bahwa bangunan tersebut berdiri di tanah aset milik pemkot dengan luas sekitar 400 meter. Menurut Ferdhie, tiga bangunan tersebut berdiri sejak dua tahun lalu. ’’Ya jelas itu melanggar peraturan,’’ ucapnya kemarin (3/7).
Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Umum Satpol PP Kecamatan Benowo Wisnu Wibowo menjelaskan, selain melanggar ketentuan hukum, bangunan tersebut diindikasi menjadi tempat transaksi prostitusi. Indikasi itu muncul saat petugas satpol PP berpatroli beberapa waktu lalu. Mereka menengarai ada aktivitas asusila. Namun, sebelum diamankan, pelaku sudah keburu kabur.
Wisnu menuturkan, saat pihaknya berpatroli di area itu, mendadak terdengar suara dentingan semacam tiang listrik yang dipukul besi. Sepertinya, bunyi tersebut digunakan sebagai alat untuk mengumumkan bahwa sedang ada petugas yang berpatroli di kawasan itu. ’’Saya tidak tau siapa yang memberikan tanda tersebut,’’ katanya.
Dugaan adanya kegiatan prostitusi di eks lokalisasi yang ditutup sejak 2014 itu terbukti dengan ditangkapnya 7 PSK dan 3 laki-laki yang salah satunya diduga sebagai mucikari pada Sabtu malam (28/7). Penangkapan tersebut dilakukan petugas gabungan dari Polsek Benowo dan Satpol PP Benowo.
Sebelum dilakukan penertibkan, Satpol PP Benowo sudah memberikan peringatan tertulis untuk pemilik agar membongkar bangunannya sendiri. Peringatan itu diberikan pada dua pekan lalu, tetapi tak kunjung terlaksana hingga tenggat waktu yang ditetapkan. Petugas akhirnya merobohkan bangunan meski ada satu pemilik yang berjanji membongkar sendiri besok. ’’Karena mereka tak menghiraukan pemberitahuan, tetap kami bongkar,’’ ujar Wachid, salah seorang petugas Satpol PP Benowo.
Setelah penertiban itu, camat Benowo berencana memanggil pihak RT dan RW setempat. Tujuannya, agar nanti para warga bisa bersama-sama menghentikan adanya prostitusi di wilayah tersebut.