Kebocoran Parkir sampai 80 Persen
Dinas Perhubungan Berjanji Memperbaiki Pengelolaan
GRESIK – Para legislator DPRD Gresik berang. Hasil retribusi parkir dinilai tidak masuk akal. Lahan dan potensi meningkat setiap tahun, tapi kinerja pendapatan selalu kedodoran. Pengawasan jukir longgar.
’’Bocornya bisa sampai 80 persen,” ungkap Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik M. Syafi’ A.M. kemarin (3/8).
Dia menilai perolehan retribusi parkir Rp 773 juta selama satu semester itu keterlaluan. Kebocorannya terlalu tinggi. ’’(Semester pertama, Red) seharusnya bisa di atas Rp 2 miliar,” tegasnya.
Syafi’ memaparkan, potensi pendapatan parkir meningkat setiap tahun. Mustahil hasilnya turun. Asumsi tersebut gampang diukur. Salah satunya, pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. Setiap tahun pemilik kendaraan pasti bertambah.
Potensi lainnya adalah kemunculan pusat bisnis, fasilitas publik, dan pusat keramaian baru di wilayah Gresik. Otomatis hal itu diikuti bertambahnya titik-titik parkir. ’’Tinggal dishub serius atau tidak mengelolanya,” tuturnya.
Menurut dia, Dishub Gresik terlalu fokus pada area parkir di wilayah perkotaan. Yang sudahadasaja.Misalnya,wilayahGresikkota, Kebomas, dan Manyar. Padahal, potensi titik parkir baru bermunculan di kecamatan lain. Di antaranya, Driyorejo, Menganti, Wringinanom, Cerme, dan Sidayu.
Di wilayah itu, pengelolaan parkir berpotensi untuk dikembangkan. Sebab, pusat bisnis dan keramaian tumbuh pesat. Titik parkir yang dikelola bisa mencapai 150 titik. Namun, sejauh ini, dishub masih mengelola kurang dari seratus titik. ’’Dengan fakta ini, pendapatan parkir seharusnya naik tiap tahun. Tidak mungkin turun,” ujar politikus asal Balongpanggang tersebut.
Anggota Banggar Asroin Widyana menambahkan, kebocoran kian parah karena tidak ada pengawasan di area parkir. Modusnya, jukir tidak memberikan karcis parkir setelah pemilik kendaraan membayar. Padahal, jukir menyetorkan uang tarikan ke dishub berdasar jumlah karcis per hari. ”Modus ini pasti sudah diketahui dishub, tapi seolah dibiarkan,” kata legislator asal Partai Golkar itu.
Asroin tak mau beranggapan bahwa ada oknum dishub yang ikut menikmati kebocoran pendapatan parkir. ’’Itu harus diklarifikasi,” ucapnya.
Kadishub Gresik Nanang Setyawan berjanji membenahi pengelolaan parkir. Caranya, mengetatkan pengawasan di area parkir. Petugas dishub juga membina jukir. ’’Salah satu yang kami tekankan, jukir harus memberikan karcis. Setelah dibayar, karcis harus disobek,” terangnya.
Di sisi lain, dishub berjanji menambah titik area parkir. Sejauh ini, dishub baru mengelola 73 titik parkir. Tahun depan, titik parkir diperluas ke luar wilayah perkotaan. ’’Akan kami perluas ke kecamatan lain,” jelas Nanang.