Jawa Pos

Air Byar-pet, Tetap Bayar Retribusi

-

SURABAYA – Warga RT 7, 8, 9, RW 7 Wonokusumo, Semampir, direpotkan urusan air PDAM setiap hari. Meski tersambung sejak dua tahun lalu, air sangat jarang mengalir. Padahal, mereka setiap bulan membayar retribusi.

Nurkholis, warga RT 7, mengatakan bahwa air PDAM di rumahnya sering mati. Kalaupun hidup, waktunya tidak tentu. Namun, kondisi itu sangat jarang terjadi. Pada 2018 air paling lama mengalir hanya saat Lebaran. ’’Tidak pasti, Mas. Hanya Lebaran kemarin mengalir selama seminggu,’’ katanya.

Bahkan, sehari-hari air tidak pernah mengalir. Sulitnya air menambah beban pengeluara­n warga. Setiap hari mereka harus membeli air dengan menggunaka­n jeriken. Warga bisa membeli tiga gerobak air dalam sehari. ’’Kami membelinya Rp 3.500 setiap gerobak. Jadi, kalau tiga gerobak ya Rp 11.500,’’ tambah Nurkholis.

Untuk membeli air tersebut, warga biasanya antre sejak subuh. Bahkan, di lingkungan RT 7, 8, dan 9 hanya ada satu warga yang menjual air, yaitu Tutik. Gerobaknya hanya tiga. Artinya, warga dari tiga RT itu harus bergantian dengan yang lain untuk mendapatka­n air.

Menanggapi kondisi tersebut, Humas PDAM Surya Sembada Agus Subagyo mengatakan bahwa pihaknya akan memperdala­m pipa jaringan yang tersambung ke rumah-rumah. Jangka panjangnya, pihaknya bakal membangun saluran air baru di Pegirian. Nanti air dari Pegirian dialirkan ke wilayah Wonokusumo. Sayangnya, dia mengatakan belum tahu kapan proyek tersebut akan selesai. ’’Masih dikoordina­sikan. Kita usahakan secepatnya,’’ tutur Agus.

 ?? EKO CITRO/JAWA POS ?? JANGAN DIBIARKAN: Warga Kelurahan Wonokusumo, Semampir, membeli air gledekan untuk memenuhi kebutuhan.
EKO CITRO/JAWA POS JANGAN DIBIARKAN: Warga Kelurahan Wonokusumo, Semampir, membeli air gledekan untuk memenuhi kebutuhan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia