Jawa Pos

Sekolah Swasta Tak Mengharap Bopda

-

SURABAYA, Jawa Pos – Masa pembahasan perubahan anggaran keuangan (PAK) akan dimanfaatk­an pula untuk mengakomod­asi bantuan operasiona­l pendidikan daerah (bopda) untuk sekolah swasta. Sebab, saat ini pemkot masih memasukkan bantuan untuk sekolah swasta itu dengan nomenklatu­r jasa pelayanan pada belanja langsung.

Padahal, ada janji dari Pemkot Surabaya bahwa sekolah swasta, terutama SMP, akan mendapatka­n bopda tersebut mulai tahun pelajaran ini. Bahkan, sistem penghitung­annya berdasar tiap rombongan belajar, bukan jumlah siswa.

Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana memastikan ada anggaran untuk bopda itu meski tak menyebutka­n jumlahnya. Yang jelas, untuk bopda tersebut, tak akan ada kendala lagi seperti sebelumnya.

”Untuk sekolah swasta yang protes, sudah ada skemanya. Sekolah-sekolah itu terdampak proses zonasi dan kebijakan pemkot kemarin,” ujar Whisnu. Dia menuturkan bahwa kebijakan zonasi memang ditujukan untuk mengakomod­asi siswa yang mempunyai nilai tinggi. Dengan begitu, banyak siswa yang masuk sekolah negeri.

Bagaimana dengan tanggapan sekolah swata? Koordinato­r MKKS SMP Swasta Surabaya Erwin Darmogo mengungkap­kan, hingga Juni, yang sudah cair adalah jasa pelayanan (jaspel). Bopda belum terlihat. ”Juli belum cair,” jelasnya.

Dia mengatakan bahwa mayoritas sekolah swasta tak terlalu lagi berharap dengan bopda atau bantuan lain dari Pemkot Surabaya. Sebab, terlalu berharap bisa membuat mereka kecewa berkali-kali. ”Bagi kami, ada bopda atau tidak nggak masalah. Terserah pemkot,” ucapnya.

Para pengurus sekolah swasta kini fokus menguatkan satu sama lain. Mereka tidak lagi terlalu berharap dengan pemkot. Dengan adanya saling sinergi antarswast­a tersebut, mereka berharap bisa tumbuh dan maju bersama.

Sementara itu, Reni Astuti, anggota badan anggaran, menyatakan bahwa pengubahan anggaran dari belanja langung menjadi tak langsung tersebut memang melalui PAK. Termasuk bantuan untuk sekolah swasta itu. Yakni, dari jaspel yang masuk kategori belanja langsung menjadi bopda yang masuk belanja tak langsung.

”PAK itu tiga bulan di akhir tahun. Kalau Agustus ini selesai, PAK itu untuk Oktober, November, dan Desember,” katanya. Dia belum tahu kelak penghitung­an bopda tersebut akan dimulai Juli sesuai dengan tahun pelajaran siswa baru atau tidak.

 ?? ROBERT RISKY/JAWA POS ?? PASRAH: SMP PGRI XI adalah salah satu SMP swasta yang tergabung dalam MKKS. Mereka kini tak lagi berharap banyak pada pemkot.
ROBERT RISKY/JAWA POS PASRAH: SMP PGRI XI adalah salah satu SMP swasta yang tergabung dalam MKKS. Mereka kini tak lagi berharap banyak pada pemkot.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia