Jawa Pos

Ekowisata Mangrove Mulai Jadi Jujukan

-

GRESIK, Jawa Pos – Desa-desa dituntut untuk terus berkreasi dan berinovasi. Misalnya, optimalisa­si potensi wisata. Baik itu potensi alam maupun buatan. Upaya Desa Sukorejo, Kebomas, misalnya. Desa di dekat kali perbatasan Surabaya dan Gresik itu belakangan mengembang­kan ekowisata mangrove.

Kawasan edu-ekowisata tersebut dikembangk­an badan usaha milik desa (BUMDes). Kini pengunjung bisa menikmati kesejukann­ya. Gratis. Di tempat tersebut, pengunjung bisa menikmati simping (sejenis kerang) sambil leyeh-leyeh di gazebo. Semilir angin dan lalulalang perahu serta aktivitas para nelayan menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung di tengah kawasan industri di Jalan Mayjen Sungkono itu.

Menurut Kepala Desa (Kades) Sukorejo Fatkhur Rokhman, tujuan awal penanaman mangrove adalah untuk mengurangi dampak abrasi di sepanjang aliran Kali Lamong. ”Abrasi sangat parah sehingga mengakibat­kan pendangkal­an,” katanya.

Sejak 2008, lelaki 44 tahun itu menggalakk­an penanaman pohon bakau (mangrove). Bibit berasal dari PT Petrokimia Gresik. ”Masyarakat yang menanamnya,” kata Fatkhur.

Mangrove terus tumbuh. Semakin besar. Kawasan sungai yang semula terasa gersang berubah menjadi rindang. Abrasi pun berkurang. Tetapi, kondisi bibir aliran Kali Lamong yang menjadi tempat mangkal ratusan nelayan itu masih kumuh. Sampah menumpuk di mana-mana. ”Di bibir sungai banyak ditemui masyarakat yang BAB (buang air besar),” ungkapnya.

Fatkhur bersama para penggiat lingkungan desa pelan-pelan mengubah perilaku tidak sehat tersebut. Belakangan, kawasan ekowisata mangrove mulai banyak dikunjungi. Baik oleh wisatawan lokal Gresik maupun dari luar Gresik.

 ?? CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS ?? MENIKMATI SIMPING: Sejumlah bocah bermain-main di kawasan ekowisata mangrove di Desa Sukorejo.
CHUSNUL CAHYADI/JAWA POS MENIKMATI SIMPING: Sejumlah bocah bermain-main di kawasan ekowisata mangrove di Desa Sukorejo.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia