MENGUSIK PENGUASA DOMESTIK
LONDON, Jawa Pos – Liverpool boleh bangga dengan statusnya sebagai penguasa Eropa. Musim lalu The Reds –julukan Liverpool– berhasil merengkuh trofi Liga Champions. Namun, di pentas domestik Inggris, Manchester City boleh menepuk dada. Sepanjang musim 2018–2019, City berhasil sapu bersih alias memborong tiga gelar domestik. Yakni, Premier League, Piala FA, dan Piala Liga.
City pun berhak tampil di Stadion Wembley, London, untuk berlaga di ajang FA Community Shield. Karena tiga gelar domestik telah mereka borong, lawan yang harus dihadapi pada laga pembuka musim 2019–2010 adalah runner-up Premier League musim lalu, Liverpool.
Jika rentetan laga pramusim menjadi acuan, City layak diunggulkan. Tim asuhan Pep Guardiola itu lebih stabil. Dari empat laga pramusim, City sudah membukukan tiga kemenangan dan sekali seri. Sebaliknya, Liverpool hanya tiga kali menang dalam tujuh pertandingan pramusim. The Reds kalah oleh Borussia Dortmund (21/7), Sevilla (22/7), dan Napoli (29/7). Sedangkan kemenangan diraih atas Tranmere Rovers (11/7), Bradford City (14/7), dan Olympique Lyon (1/8). Satusatunya hasil seri ketika lawan Sporting Lisbon (26/7).
Kendala lainnya, Juergen Klopp selaku arsitek The Reds tak bisa menurunkan komposisi terbaik di lini depan. Trio SMF (Mohamed Salah-Sadio ManeRoberto Firmino) goyah. Mane yang baru bergabung dengan rekan-rekannya di Melwood Senin (5/8) waktu setempat masih mendapat jatah liburan.
”Harus ada pembicaraan tentang ini (liburan). Saya berbicara dengan Carlo Ancelotti (allenatore Napoli, Red) bahwa rekan setim Sadio di timnas Senegal, yakni (Kalidou) Koulibaly, punya jatah empat minggu liburan,” kata Klopp seperti dikutip Daily Mail. ”Sedangkan Sadio cuma separonya,” tambah pelatih berusia 52 tahun itu.
Menurut Klopp, seharusnya Premier League tak terlalu terburu-buru memutar roda kompetisi. ”Kami tak butuh ini (laga pembuka kompetisi, Red),” ujarnya. ”Ketika banyak liga elite belum memulai kompetisinya, Premier League malah sudah melakukannya,” lanjut Klopp merujuk Premier League musim ini yang sudah bergulir pada 9 Agustus mendatang. ”Ini tak masuk akal dan seseorang harus memikirkan pemulihan tenaga para pemain,” lanjut mantan pelatih Borussia Dortmund itu.
Sebetulnya, menurut Liverpool Echo, problem terbesar Liverpool setelah juara Liga Champions adalah lini belakang. Joel Matip, Joe Gomez, dan Dejan Lovren tak berada dalam level yang sama dengan bek tengah utama Virgil van Dijk.
Musim lalu Gomez menjadi pilihan utama Klopp untuk berduet dengan Van Dijk. Namun, ketika Gomez cedera hingga final Liga Champions, Matip menjadi tandem Van Dijk.
Whoscored memprediksi Klopp akan kembali menduetkan Van Dijk dengan Gomez sebagai pilihan utama. Matip belum mencapai kondisi yang sama dengan musim lalu.
Di sisi lain, dua bomber City –Sergio Aguero dan pelapisnya, Gabriel Jesus– belum mencapai level permainan terbaik di pramusim. Maklum, keduanya baru kembali setelah tampil di Copa America akhir bulan lalu.
Tanpa Aguero dan Jesus, nyatanya lini depan City tetap bergairah. Raheem Sterling dan Leroy Sane menjadi tumpuan utama. Ditambah rekrutan di posisi gelandang bertahan, Rodrigo dari Atletico Madrid, makin solidlah City.
Guardiola sendiri pada pre match press conference memberikan sanggahan kepada Klopp terkait keuangan City yang tak terbatas. City memboyong Rodri dengan banderol EUR 70 juta (Rp 1,1 triliun).
”Mereka adalah Liverpool, dengan slogan You’ll Never Walk Alone, dan mereka bukan tim kecil. Musim lalu kami hanya berbelanja GBP 17 juta (Rp 293,18 miliar),” ujar Guardiola seperti diberitakan ESPN.