Jawa Pos

Senang Dikenali Banyak Orang, Mulai Doyan Nasi Goreng

Tidak mudah beradaptas­i di negara baru. Hal itulah yang dirasakan gelandang Persela Lamongan berkebangs­aan Jepang Kei Hirose. Meski sempat kesulitan, kini dia mulai terbiasa.

-

BAGUS PUTRA P., Lamongan

NAPAS Kei Hirose masih terengahen­gah saat Jawa Pos mendatangi­nya di ruang ganti Stadion Surajaya, Lamongan. Ketika itu, dia baru saja membawa Persela menang 2-0 atas Bali United (18/7). Meski lelah, pemain 23 tahun tersebut tampak santai. Dia kemudian memulai obrolan.

Pemain yang cukup lama berkiprah di persepakbo­laan Jerman itu mengungkap­kan, dirinya mulai merasa nyaman dengan atmosfer sepak bola Indonesia dan lingkungan tempatnya berada.

Kei mengaku sempat kesulitan adaptasi. Yang paling kentara adalah soal makanan. Saat awal datang, pemain yang terakhir berkompeti­si di Liga Malta bersama Mosta FC itu sama sekali tak doyan makanan Indonesia. Bahkan, awal Juni lalu, dia sempat harus pulang ke Jepang selama dua pekan untuk beristirah­at dan berobat karena salah memilih menu makanan. Pelatih Persela saat itu, Aji Santoso, mengatakan, dalam tubuhnya ada bakteri karena faktor makanan.

Tapi, situasi itu tak berlangsun­g lama. Perlahan perut Kei bisa menerima masakan Indonesia. Awalnya, dia mencoba nasi goreng. Dia memesan setiap pergi ke restoran atau rumah makan. Alasannya sederhana. Nasi goreng selalu ada dalam setiap menu restoran yang dia datangi. ’’Setelah saya coba, ternyata lumayan enak,” katanya.

Akhirnya, Kei mulai ketagihan. Lidahnya semakin terbiasa. Begitu pula dengan adaptasi lingkungan. Saat ini, Kei tinggal di Surabaya. Sama dengan pemain asing Persela lainnya. Pemain kelahiran 20 November 1995 itu mengaku cukup senang. ’’Saya sudah sekitar enam bulan tinggal di Surabaya. Tak ada masalah,” terangnya. Jarak Surabaya dan Lamongan yang lumayan jauh juga tak jadi kendala.

Tinggal bersama pemain asing lainnya membuat Kei senang. Saat butuh teman, dia tinggal mendatangi rekan lainnya. Yang bikin Kei lebih betah tentu saja atmosfer sepak bola di Indonesia. Menurut dia, hampir semua orang mengenalny­a. Hal yang tak dirasakann­ya saat berseragam Mosta FC di Liga Malta.

Karena itu, Kei merasa keputusan pindah ke Persela tak salah. Saat kontraknya di Mosta FC tuntas, dia langsung dihubungi sang agen. ’’Saya ditawari ke Persela. Saya langsung jawab iya,” terangnya. Alasan pertama, Kei memang ingin bertualang ke Asia. Kedua, tim-tim di Indonesia dinilai memiliki suporter yang fanatik. ’’Itu yang membuat saya termotivas­i untuk tampil bagus,” tambah pemain bernomor punggung 8 itu.

Sejauh ini, Kei selalu menjadi pilihan utama. Baik saat Persela ditangani Aji Santoso maupun kini diasuh Nil Maizar. Kei selalu turun sebagai starter dalam 11 laga Persela di Liga 1. Total, dia mencatatka­n 14 intersep dan 3 sapuan. Meski begitu, Kei enggan berpuas diri. ’’Saya harus tetap menjaga konsentras­i, karena tim juga belum berada di posisi yang bagus. Saya harus tampil lebih baik,” bebernya.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? SELALU ALL-OUT: Kei Hirose menjadi pilihan utama di lini tengah Persela Lamongan.
ANGGER BONDAN/JAWA POS SELALU ALL-OUT: Kei Hirose menjadi pilihan utama di lini tengah Persela Lamongan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia