Jawa Pos

Agar Ingat, Setiap Kamar Ditempeli Foto Wajah

- Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Surabaya, Bersiaga Mencari Mereka yang Hilang

SURABAYA, Jawa Pos – ’’Menawi kerasan nggeh mboten, tapi bahagia.’’ Guyonan itu keluar dari pria ompong yang sudah tiga setengah tahun tinggal di UPTD Griya Wreda Jambangan. Sambil sesekali sibuk menyentil kepingan akrilik karambol, lelaki bernama Bambang itu asyik tampak bersantai bersama dua rekannya di gazebo fasilitas sosial milik Pemkot Surabaya kemarin (3/8)

J

Pria 74 tahun kelahiran Madiun tersebut tidak hanya bermain untuk mencari hiburan biar tidak banyak pikiran. Tetapi, dia sekaligus melatih kemampuan kognitifny­a.

Didampingi seorang perawat, Sumariana, obrolan dan permainan dilakukan dengan efektif. Ada interaksi antarsesam­a. ’’Memang untuk demensia seperti itu harus banyak kegiatan. Kalau di sini namanya terapi aktivitas kelompok (TAK),’’ ujarnya.

Sumariana mengatakan, saat ini tercatat ada 35 orang yang mengalami demensia dari total 153 orang. Ratarata berusia 65–70 tahun.

Kemampuan mengingat yang minim membuat petugas memberikan perlakuan khusus. Contoh kecil, menuju ruang makan. Awalnya, banyak yang nyasar. ’’Kadang adayangnya­sarkeruang­perempuan sampai teriak-teriak mereka,’’ jelasnya.

Untuk kasus seperti itu, lansia tersebut diorientas­i. Yakni, dilatih agar terbiasa. Mereka diajari menghitung langkah untuk ke ruang makan. Mereka juga diajari rutenya. ’’Kalau untuk yang belum terlalu parah, berhasil. Kalau sudah parah, kami jaga agar di lingkungan bangsalnya saja,’’ ungkap perempuan yang mengabdi sejak panti itu didirikan pada 2013 tersebut.

Tidak jarang petugas menggelar razia rutin. Tiap lemari dicek. Sebab, lansia dengan demensia sering mengambil baju temannya. Itu sepele, namun terkadang jadi sumber keributan. Tiap kamar juga ditempeli foto dan nama penghuni agar para lansia itu ingat kamar dan posisi tempat tidur mereka.

’’Soal nama, mereka pasti ingat. Tapi, kalau yang lain, belum tentu,’’ jelasnya. Misalnya, Sayuti yang mengaku berumur 130 tahun. ’’Umur tiga orang dadi sak wong,’’ guyonnya saat ditemui Jawa Pos kemarin.

Dokter spesialis saraf RSUD dr Soetomo Dr dr Paulus Sugianto SpS (K) menjelaska­n bahwa demensia terjadi akibat penuaan otak. Kondisi tersebut paling sering ditemukan pada usia 65 tahun ke atas. ”Seseorang yang sudah memasuki usia 50 tahun akan mengalami penyusutan otak. Berat otak yang asalnya sekitar 1,3 kilogram perlahan menjadi 1,2 kilogram,” ucapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia