Jawa Pos

Galau karena Harus Buka Rekening

-

SURABAYA, Jawa Pos – Ribuan kader posyandu dan pemantau jentik di Surabaya sedang gundah. Masalahnya bisa dianggap sepele sebenarnya. Mereka diminta membuka rekening bank yang akan dijadikan tampungan uang transporta­si kegiatan. Nilai dana itu untuk satu kegiatan Rp 30 ribu. Namun, rekening tersebut harus dibuat secara personal. Itulah yang merepotkan mereka.

Bagaimana repotnya? Ketua Usaha Kesehatan Masyarakat (UKBM) RW 09, Kelurahan Wonorejo, Tegalsari, Syaidah Hasyim mengungkap­kan, para kader posyandu dan pemantau jentik tersebut awalnya kerja sosial dengan ikhlas. Tidak dibayar pun mereka mau. Setelah diminta buka rekening, mereka pun cekot-cekot.

’’Buka rekeningny­a di Bank Jatim. Untuk ngambil (uang transpor, Red) harus ke kantornya. Lha, transporta­sinya ke sana saja berapa?’’ ungkapnya. Dengan setengah bercanda, dia mengaku sebulan biasanya hanya ada dua kegiatan. Jadi, total Rp 60 ribu. Itu pun belum dipotong pajak. Yang diterima warga sekitar Rp 56 ribu. ’’Cek gak isin, anggep ae iki Rp 56 juta (Biar enggak malu, anggap saja ini Rp 56 juta, Red),” katanya, lantas tersenyum.

Ketua Posyandu Sri Gading I Kelurahan Wonorejo, Tegalsari, Hermin Yuli Widyastuti menambahka­n, yang membuat mereka kesal adalah pembuatan rekening itu dipaksakan. Bahkan, ada seorang pejabat di kelurahan yang meminta para kader untuk memilih antara mengundurk­an diri atau membuka rekening. ’’Padahal, kami ini kerjanya ikhlas. Tapi, gara-gara urusan buka rekening, jadi ribet semua gini,’’ imbuhnya.

Kemarin siang (3/8), mereka bertemu di rumah salah seorang warga yang dijadikan tempat posyandu. Anggota Komisi D DPRD Surabaya Dyah Katarina dan Ketua Kelurahan Siaga Wonorejo Tegalsari Wihartuti Dwi Rahayu turut hadir. ’’Sebenarnya, warga ini tidak menolak cash less. Tapi, kalau bisa jangan personal. Terlalu merepotkan,’’ ucap Wihartuti yang akrab disapa Bu Agus.

Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menuturkan, masalah tersebut sedang dicarikan jalan keluar. Dia berharap kader posyandu dan pemantau jentik untuk tidak khawatir. Sebab, pembayaran itu akan dipusatkan di puskesmas.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? MENDESAK: Renovasi GBT menjadi bahasan dalam rapat paripurna.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS MENDESAK: Renovasi GBT menjadi bahasan dalam rapat paripurna.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia