Penutupan TPS Pondok Tjandra Mundur
SIDOARJO, Jawa Pos – Selama 15 tahun, Rofik dan Aqidah memenuhi biaya keluarga dari hasil memilah sampah di lahan kosong Perumahan Pondok Tjandra Indah. Namun, tidak lama lagi, suami istri itu harus meninggalkan lahan tersebut. Sebab, tempat pembuangan sementara (TPS) di sana akan ditutup. ’’Tidak masalah karena yang melarang juga pemilik lahan,” kata Rofiq.
Rencananya, TPS tersebut ditutup pada Kamis (1/8). Tetapi, aktivitas pembuangan sampah masih terlihat kemarin (3/8). ’’Gak jadi ditutup Mas. Saya masih bertahan dua bulan lagi,” ucapnya.
Ya, dari pantauan, banner yang terpasang di depan TPS sejak 20 Juli tampak sama. Bedanya, tulisan bulan berubah. Yakni, dari Agustus menjadi Oktober. ’’Kalau tutup, kami akan pulang ke kampung halaman, kembali ke rutinitas sebagai petani,’’ ujar warga asal Pasuruan itu.
Camat Waru Fredik Suharto membenarkan adanya pengunduran waktu penutupan TPS tersebut. Itu disebabkan dua hal. Pertama, warga meminta pihak perumahan untuk melakukan sosialisasi tentang teknis perpindahan buangan sampah. ’’Sosialisasi sudah ada, tapi hanya ketua RW dan RT. Belum menyeluruh,” ungkapnya.
Kedua, besaran iuran. Fredik menuturkan bahwa mereka ingin mendapat kejelasan penetapan biaya yang ditanggung. ’’Nah, selama dua bulan ini, pihak perumahan akan berupaya menetapkan dan menarik iuran yang ditentukan,’’ ucapnya.
Fredik berjanji penutupan TPS tersebut tidak akan mundur lagi. Awal Oktober mendatang, TPS itu benar-benar ditutup. Masyarakat harus membuang sampah ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Tambakrejo, Waru. ’’Nanti TPS-nya akan dibersihkan. Kami koordinasi dengan DLHK,’’ jelasnya.
Sementara itu, Koordinator TPST Tambakrejo Fachrudin Arrozi menyampaikan bahwa awalnya, tarif pengelolaan sampah yang dibebankan kepada warga Perumahan Pondok Tjandra Indah Rp 25 ribu per bulan. Namun, mereka menolak. Alasannya, hasil rongsokan sudah mampu menghidupi para pekerja. ’’Ya, tidak bisa. Realitasnya biaya tersebut belum cukup.’’