Latih Ketangkasan dan Kekompakan Para ABK
SIDOARJO, Jawa Pos – Di sekolah, Sakif Ar Rohim jarang berbicara. Bahkan, saat diajak ngobrol, siswa kelas III SD Muhammadiyah 3 Wage itu mengalami kesulitan berkomunikasi. Namun. kemarin (3/8) Sakif tampak berbeda.
Bersama anak berkebutuhan khusus (ABK) lain, dia berkemah di Bumi Perkemahan Legokasri, Sukodono. Senyum lebar menghiasi wajah bocah 9 tahun itu. ”Anaknya jadi lebih aktif dan punya banyak teman,” kata Rohim, guru pendamping SD Muhammadiyah 3 Wage.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh sekolah Lentera Fajar Indonesia dalam rangka memperingati Hari Pramuka yang jatuh pada 14 Agustus. ”Seluruh peserta adalah ABK. Sekitar 60 anak. Kami bekerja sama dengan sekolahsekolah inklusi se-Sidoarjo,” kata Kepala Sekolah Lentera Fajar Indonesia Meri Krisna.
Dia menyatakan, kebanyakan siswa ABK adalah autis. Ada juga hiperaktif, tunarungu, dan down syndrome. Mereka diajak untuk melatih kekompakan dan ketangkasan dengan mendirikan tenda dan bermain games.
Menurut dia, anak autis suka sibuk dengan dunianya sendiri sehingga lupa sekitar. Karena itu, mereka dibuat kelompok. Kelompok tersebut harus kompak. ”Mereka bisa ngikut. Para pendamping berhasil mengarahkan dengan baik,” katanya.
Meri mencontohkan anak autis yang duduk di bangku SMA. Dia cenderung bermain ponsel. Bahkan, dia sulit melepaskan gadget itu semenit pun. Namun, saat berkemah, anak tersebut senang mengikuti segala rangkaian acara meskipun saat istirahat masih meminta HP-nya dikembalikan.
Dia berharap selepas kemah siswa ABK dapat menerapkan pola kerja sama yang baik dengan temannya. Tidak hanya itu, mereka juga menjadi mandiri saat di rumah.