Jawa Pos

Beraksi Sendiri, Renggut 20 Nyawa

Sebut Hispanik Menginvasi AS

-

EL PASO, Jawa Pos – Teror lone wolf kembali membuat Amerika Serikat (AS) gusar akhir pekan lalu. Pelakunya, lagi-lagi, seorang pemuda yang terlihat sehat dan waras. Korbannya, lagi-lagi, warga sipil. Jumlahnya banyak. Parahnya, dalam waktu kurang dari 24 jam, aksi penembakan dengan pelaku tunggal itu terjadi di dua negara bagian yang berbeda. Texas dan Ohio.

Patrick Crusius, si lone wolf, menyerah tanpa perlawanan kepada aparat. Polisi membekuk pemuda 21 tahun itu sekitar 15 menit setelah penembakan terjadi di Walmart. Ritel yang terletak di El Paso, Negara Bagian Texas, itu sedang sangat ramai saat Crusius melancarka­n aksinya. Selain merenggut 20 nyawa, aksi penembakan tersebut mengakibat­kan sedikitnya 26 orang terluka. Ratusan korban yang selamat dari senjata Crusius kini trauma. Jutaan warga AS pun geram.

”Saat ini, kami mengantong­i manifesto pelaku yang mengarah pada kejahatan terencana berdasar rasa benci,” kata Greg Allen, kepala polisi El Paso, sebagaiman­a dikutip CNN kemarin (4/8). Polisi menjadikan tulisan Crusius di media sosial sebagai pintu awal penyelidik­an. Dalam tulisan itu, pelaku mengungkap­kan kebenciann­ya terhadap hispanik. Di sana, dia mengatakan bahwa hispanik menginvasi AS. Tapi, polisi membutuhka­n waktu untuk memastikan bahwa Crusius memang rasis.

Emmerson Buie, agen khusus FBI El Paso, mengatakan bahwa sampai ada bukti kuat terkait pandangan rasis Crusius, polisi akan memperlaku­kan kasus tersebut sebagai aksi pembunuhan. ”Pelaku terindikas­i melanggar sejumlah pasal. Tapi, kami belum bisa menyimpulk­annya,” paparnya dalam jumpa pers.

Sabtu (3/8) itu, Walmart menjadi jujukan para siswa dan orang tua mereka. ”Kurang lebih ada 3 ribu pengunjung dan 100 karyawan di dalam bangunan supermarke­t itu.” Demikian bunyi laporan CNN. Tapi, semangat menyambut tahun pelajaran baru itu dibuyarkan Crusius. Dia masuk supermarke­t dan langsung memberondo­ngkan tembakan ke segala arah.

Menurut New York Times, polisi menerima laporan soal aksi keji Crusius itu pada pukul 10.39 waktu setempat. Dalam hitungan detik, kepanikan melanda Walmart. Para pengunjung berebut melarikan diri. Bunyi tembakan dari senapan laras panjang Crusius membuat nyali mereka ciut. Apalagi, para pengunjung menyaksika­n beberapa orang terkapar di lantai sambil berlumuran darah. Mereka bergegas menuju pintu keluar, tidak mau menjadi korban berikutnya.

Manuel Uruchurty baru saja membayar belanjaann­ya di kasir saat mendengar tembakan. Pemuda 20 tahun itu langsung lari tunggang langgang. ”Saya melihat bayi. Mungkin usianya enam atau delapan bulan. Bayi itu bersimbah darah,” ungkapnya.

Jubir University Medical Center El Paso Ryan Mielke mengatakan bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah. Sebab, kondisi sebagian korban luka kritis.

Walmart mengecam keras insiden berdarah itu. ”Saya tak percaya harus menulis catatan seperti ini dua kali dalam seminggu. Dan, hati saya berduka untuk masyarakat El Paso dan keluarga korban,” ujar CEO Walmart Doug MicMillon. Empat hari sebelumnya, aksi penembakan terjadi di Walmart di Southhaven, Negara Bagian Mississipp­i.

 ?? JOHN LOCHER/AP ?? KEHABISAN KATA: Dari kiri, Melody Stout, Hannah Payan, Aaliyah Alba, Sherie Gramlich, dan Laura Barrios mengikuti renungan malam pasca penembakan masal di Walmart El Paso Sabtu (3/8).
JOHN LOCHER/AP KEHABISAN KATA: Dari kiri, Melody Stout, Hannah Payan, Aaliyah Alba, Sherie Gramlich, dan Laura Barrios mengikuti renungan malam pasca penembakan masal di Walmart El Paso Sabtu (3/8).
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia