Kali Pertama, Jatim CETTAR Terbentang di Mahameru
Tim Bapenda Jatim Mendaki Gunung Semeru
LUMAJANG, Jawa Pos – Medan berat tak sanggup membendung niat tim Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur untuk mengibarkan bendera Merah Putih dan banner Jatim CETTAR di Mahameru, puncak Gunung Semeru. CETTAR merupakan slogan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang merupakan kependekan dari cepat, efektif dan efisien, tanggap, transparan, akuntabel, dan responsif.
Kegiatan pengibaran bendera yang berlangsung Jumat lalu (2/8) itu merupakan bagian dari peringatan HUT Kemerdekaan RI, HUT Jatim, dan HUT Bapenda Jatim. Tidak sembarang orang yang diberangkatkan ke Puncak Mahameru. Maklum, Mahameru berada di ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Butuh stamina dan persiapan matang untuk menuju Mahameru. ”Hanya tim yang siap secara fisik dan mental yang berangkat,” kata Kepala Bapenda Jatim Boedi Prijo Soepajitno.
Dia menceritakan, rombongan berangkat ke lokasi pada Kamis (1/8) pukul 13.00 WIB dari Lumajang. Mereka berangkat naik kendaraan yang dikemudikan warga setempat. Jalan yang mereka lalui diapit jurang. ”Berbahaya kalau pengemudinya tidak tahu medan,” ucap Boedi.
Kendaraan hanya bisa mengantar rombongan Bapenda Jatim yang terdiri atas 20 orang hingga separo perjalanan. Sisanya harus ditempuh dengan berjalan kaki. Total perjalanan memakan waktu 19 jam. Tim tiba di puncak pada Jumat (2/8) pukul 08.00 WIB. ”Bendera berkibar tepat pukul 09.00 WIB,” ujar Boedi.
Beruntung, saat itu cuaca di puncak cerah. Pemandangan dari puncak sangat bagus. Di sekeliling puncak yang terlihat adalah awan yang terbentang dan langit yang biru cerah.
Mengibarkan bendera di Puncak Mahameru tentu saja bukan perkara mudah. Sebab, embusan angin cukup kencang. Belum lagi temperatur udara di lokasi yang cukup menggigit, yakni hanya 4 derajat Celsius. Kadar oksigen yang rendah juga menjadi tantangan tersendiri.
Tim Bapenda Jatim sempat kesulitan membentangkan bendera. Setelah hampir satu jam, bendera Merah Putih dan Jatim CETTAR berhasil dikibarkan.
Selesai pengibaran, tim turun gunung. Kali ini, mereka tidak langsung menuju tengah kota. Pukul 16.00 WIB, tim tiba di Ranu Kumbolo. Sekali lagi, banner Jatim CETTAR mereka bentangkan. ”Setelah berisirahat sejenak, tim turun ke base camp di Ranupane,” ungkap Boedi.
Agenda ekspedisi Bapenda Jatim belum selesai. Jumat pagi (2/8), tim menggelar bakti sosial di Ranupane. Mereka menanam bibit cemara gunung di sekitar danau desa yang berada di ketinggian 2.100 mdpl itu. Ada dua ribu bibit yang ditanam. Harapannya, tanaman tersebut bisa mengembalikan Ranupane agar rindang pepohonan seperti dulu.
Boedi mengatakan, ekspedisi tersebut memiliki banyak makna. Selain memperingati tiga momen, kegiatan tersebut adalah bagian dari promosi kawasan wisata Bromo Tengger Semeru (BTS). ”Ini bagian dari program gubernur Jatim,” katanya.
Dia bersama tim Bapenda Jatim melakukan ekspedisi tersebut untuk melihat langsung kondisi di lapangan. Dengan demikian, mereka bisa mengetahui potensi apa saja yang masih bisa dikembangkan. Strategi promosi pun bisa lebih akurat.
Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup beberapa waktu lalu, gubernur meminta seluruh elemen memperhatikan lingkungan. Instruksi tersebut menjadi semangat tim untuk mengadakan ekspedisi dan berhasil mengibarkan bendera Merah Putih bersama banner Jatim CETTAR. ”Ini yang pertama,” cetus Boedi.
Semeru dipilih karena merupakan puncak tertinggi di Jawa Timur. Gunung Semeru juga merupakan bagian dari logo Pemprov Jatim. Jadi, kata Boedi, sudah sepatutnya Bapenda Jatim melakukan kegiatan bermakna di puncak Gunung Semeru.
Kepala Resort Ranupane Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sosion Kayo mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Bapenda Jatim, terutama penanaman cemara gunung di Ranupane. Pohon tersebut merupakan endemik untuk menyerap air. Cemara gunung juga sanggup menahan tanah agar tidak longsor. ”Dalam lima tahun ke depan, pohon ini memiliki manfaat yang luar biasa,” tuturnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono menyatakan kegiatan tersebut adalah bagian dari semangat pembangunan pemerintah provinsi. Sejak awal, gubernur Jatim mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan. Ekspedisi khusus bisa menjadi awal bagi pemerintah dan masyarakat untuk turun langsung ke lokasi. ”Melihat dan melestarikan keindahan alam milik Jawa Timur,” sebutnya.