Jawa Pos

Warga Tunggu Kejelasan Pembebasan

- Terdampak Akses Jembatan Joyoboyo

SURABAYA, Jawa Pos – Warga di Jalan Pulo Wonokromo dan Pulo Tegalsari belum mendapat kejelasan mengenai ganti rugi lahan oleh pemkot. Mereka berharap kelurahan dan kecamatan menjadwalk­an pertemuan dengan warga terdampak pembanguna­n akses Jembatan Joyoboyo tersebut.

”Soal ganti rugi sampai saat ini (kemarin, Red) belum jelas,” tutur Ahmad Uman, warga yang memiliki persil di Jalan Wonokromo Nomor 30. Dia mengatakan, sekitar dua bulan lalu ada petugas dari kantor pertanahan yang mengukur persil miliknya.

Namun, dia tidak tahu soal besaran ganti rugi yang bakal diterima. Kabar nilai ganti rugi masih simpang siur. Dia mendengar per meter bisa diganti sampai belasan juta rupiah. ”Tapi, itu kan baru isu,” tutur pria 63 tahun tersebut.

Usman berharap segera mendapat kepastian. Kejelasan ganti rugi tersebut penting karena menyangkut relokasi atau membeli lahan baru untuk ditempati. Dengan mengetahui jumlahnya, dia bisa ancang-ancang mau pindah ke mana.

Beda dengan Usman, Agus Budiono justru sudah mengetahui besaran ganti rugi yang bakal diterima. Yakni, Rp 15 juta per meter. Besaran itu hanya untuk bangunan rumah yang ditinggali­nya.

Untuk tanahnya, lelaki 30 tahun itu menyebut rumah sang mertua tersebut hanya berstatus pethok D. Tanah 4 x 5 meter itu juga milik PT KAI.

Dengan ganti rugi tersebut, Agus mengaku sebenarnya sangat kurang. Untuk membeli rumah baru misalnya. Balik ke kampung halaman di Madura juga tidak mungkin. Anak pertamanya saat ini kelas I SD.

”Kalau mau pindah jauh-jauh juga repot,” tuturnya. Apalagi, bapak dua anak itu bekerja di sekitar Sidoarjo. Paling tidak, kalau mau pindah, dia bersama keluarga harus membeli rumah di wilayah Surabaya Selatan.

Uang ganti rugi tersebut jelas tidak cukup. Untuk itu, dia berharap ada kebijakan dari pemkot. Terutama mengganti setiap persil terdampak sesuai dengan kebutuhan. Bisa beli rumah lagi untuk tinggal.

Disinggung soal relokasi ke flat, Agus mengaku tidak cocok. Flat, kata dia, terlalu sempit. Terutama bagi mereka yang sudah berkeluarg­a dengan dua anak.

Terkait proyek, proses pengukuran persil oleh kantor pertanahan Surabaya I sudah dilakukan akhir April lalu. Saat itu, rumah warga diukur satu per satu. Ada 31 persil yang diukur oleh kantor pertanahan.

Camat Wonokromo Tomi Ardianto saat dikonfirma­si mengatakan belum mengetahui secara pasti proses pembebasan lahan. Menurut dia, seluruh pembebasan ditangani dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan. Sejak awal Agustus pemkot mulai menawarkan lelang pembanguna­n Jembatan Joyoboyo. Pemenang lelang ditentukan 25 September.

 ??  ?? BELUM BERJALAN: Lokasi proyek Jembatan Joyoboyo yang pengerjaan­nya akan dimulai akhir tahun ini.
BELUM BERJALAN: Lokasi proyek Jembatan Joyoboyo yang pengerjaan­nya akan dimulai akhir tahun ini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia