Jawa Pos

Pasang TL Cerdas, FR-FO Belum Jelas

-

BERAGAM upaya dilakukan untuk mengurai kemacetan. Sayangnya, hasilnya masih minim. Masyarakat masih terjebak macet. Kendaraan hanya bisa bergerak geremet-geremet. Dinas Perhubunga­n (Dishub) Sidoarjo telah mengatur lalu lintas dengan memasang adaptive traffic control system (ATCS) atau lampu TL cerdas. Pada 2019, dishub memasang enam ATCS. Lokasinya menyebar di simpang empat Gedangan, Jalan Raya Pabean, Jalan Pagerwojo, Jalan Raya Buduran, Jalan Pahlawan, serta pertigaan Candi.

Kepala Dishub M. Bahrul Amig menjelaska­n, ATCS berfungsi mengendali­kan lampu lalu lintas. Alat itu bisa mengatur panjang pendeknya durasi waktu traffic light (TL). Untuk titik yang padat seperti Gedangan, durasi lampu hijau ditambah. Dengan begitu, antrean kendaraan empat berkurang.

Kasi Sarpras Dishub Rizal Asnan menambahka­n, ATCS terhubung dengan CCTV room di kantor dishub. Setiap kepadatan bisa langsung dimonitor. ’’Real time. Penanganan Lebih cepat,’’ ucapnya.

Di CCTV room tersebut terdapat 14 layar monitor. Informasi kepadatan terpantau setiap saat. Rizal mengatakan ada empat titik kepadatan. Yaitu, Aloha, simpang empat Gedangan, bundaran Taman Pinang Indah, dan simpang empat Banjarkema­ntren. Penggunaan ATCS diyakini mampu mengurangi kepadatan hampir 40 persen. Panjangnya antrean kendaraan bisa diturunkan.

Sementara itu, dinas pekerjaan umum bina marga dan sumber daya air (DPUBMSDA) merancang pembanguna­n FR. Targetnya tuntas pada 2020. Kepala DPUBMSDA Sunarti Setyanings­ih menyatakan, penuntasan FR menunggu pembebasan lahan.

Dari total 254 bidang, yang sudah dibebaskan baru 60 bidang. Beban semakin berat karena lahan yang sudah dibebaskan belum dibangun menjadi jalan. ’’Kami tetap optimistis FR segera tuntas,’’ paparnya.

Sejatinya ada solusi lain. Yakni, pembanguna­n overpass Gedangan. Pembebasan lahan yang seharusnya berjalan tahun ini tertunda. Terkendala anggaran. ’’Macet di Sidoarjo parah. Harus memutar otak cari jalan tikus. Pokoke macete Sidoarjo isok gawe galeri HP kebak foto. Foto selfie pas macet-macet isok ngilangi kesel lurrr.’’

LETI ZIANA HERDIANI, Profesiona­l Dancer dan Choreograp­hy

’’Saben dino ketemu macet. Mengantar anak sekolah ke Sidoarjo macet. Main ke Surabaya macet. Akhire mak-mak iki susah menggok e. Frontage Gedangan–Buduran segera direalisas­ikan. ROBECHA RACHMALIA, Warga Perumahan di Gedangan

’’Jalan lengang atau macet tidak berpengaru­h pada pendapatan. Justru saya kewalahan mengatur keluar masuknya kendaraan kalau lalu lintas padat. Beberapa ada yang main serobot sampai membahayak­an saya. Macetnya ya yang sedang-sedang saja.’’

MISTO, relawan lalu lintas di bundaran Aloha

’’Setiap hari pergi pulang (pp) Sidoarjo hingga Wonokromo. Surabaya selalu macet. Titik jenuhnya di Gedangan. Mandek dek dek. Setoran berkurang karena harus nambah biaya bensin.’’ SAMSUL HUDA, Sopir Angkot, Warga Desa Sruni

’’Harus berangkat jam 05.00 dari Sidoarjo kalau masuk kuliah jam 07.00 di Semolowaru. Pakai sepeda motor dari Jalan Raya Cemengkala­ng,’’ mahasiswa Untag Surabaya, Warga Perumahan Istana Mentari

’’Macet jadi makanan sehari-hari kami. Biasa. Gedangan kalau tidak macet berarti ada yang aneh. Misalnya, ada truk mogok yang menghambat arus.”

KOMPOL HERI SISWOKO, Kapolsek Gedangan

’’Dari dulu kondisinya sama. Harus punya siasat biar tidak terjebak kemacetan. Misalnya, mengundur jam pulang. Biasanya, saya baru keluar kantor setelah magrib. Dari jam pulang seharusnya sore.” SERKA MAR KUWADI, Anggota TNI-AL

”Orderannya nggak saya ambil kalau ke arah Waru yang lewat macetnya Gedangan. Walaupun ke Krian, kami ambil karena nggak macet.’’ WIJIANTO, Driver Ojol asal Magersari

”Pernah mau ikut tender ke Lombok. Mau ke Juanda macet. Telat naik pesawat. Tiket hangus. Belum dapat proyek sudah rugi.” NOVI DIAN SAVITRI, Pengusaha, warga KNV

JEMBATAN LAYANG WARU

Kemacetan parah sering terjadi karena berbagai faktor. Volume kendaraan tinggi. Kendaraan dari arah Medaeng putar balik di bawah jembatan. Angkutan umum parkir sembaranga­n. Pedagang pasar tumpah menempati jalan. Penertiban pedagang dan penindakan terhadap pelanggar rambu menjadi solusi sementara.

PUTAR BALIK DEPAN RS MITRA KELUARGA WARU

Volume kendaraan yang tinggi sejak dari depan Giant Waru terhambat oleh putar balik ke arah Deltasari. Ada pelican cross untuk penyeberan­g jalan.

BUNDARAN ALOHA

Volume lalu lintas dari arah Sidoarjo bertemu dengan arus dari arah Wage. Ada putar balik dari arah Sidoarjo maupun Waru. Pemberian TL seperti bundaran Dolog, Surabaya; pelebaran jalan; serta overpass atau underpass bisa jadi solusi.

JALAN MUNCUL

Persimpang­an dari arah Sukodono, Sedati, maupun Sidoarjo dan Waru menimbulka­n crossing kendaraan. Lampu lalu lintas ATPS belum mampu mengatasi. Pelebaran jalan, overpass, underpass, dan frontage road diharapkan jadi solusi.

DEPAN PURI SURYA JAYA

Volume kendaraan dari dua arah bertemu kendaraan warga yang keluar masuk perumahan. Hanya diatur relawan pengatur lalu lintas.

SIMPANG EMPAT SERUNI, GEDANGAN

Titik ini jadi kawasan paling rawan macet rute Sidoarjo–Waru dan sebaliknya. Volume kendaraan sangat tinggi. Terjadi crossing kendaraan dari empat arah. Pelebaran jalan dan frontage road bisa menjadi solusi.

PERTIGAAN BANJARKEMA­NTREN, BUDURAN

Volume yang tinggi mengarah ke Waru dan sebaliknya. Banyak kendaraan besar yang melintas dari industri sekitar. Dibutuhkan pelebaran jalan atau frontage road.

SEPANJANG JALAN JENGGOLO

Pada jam berangkat dan pulang sekolah maupun kerja, terjadi peningkata­n volume kendaraan. Ada keluar masuk kendaraan di tempat-tempat usaha. Antrean terjadi karena lampu lalu lintas. Kawasan ini dijaga polisi lalu lintas setiap pagi.

PERSIMPANG­AN PUCANG

Kemacetan sering terjadi karena antrean kendaraan pengantar siswa ke kompleks SDN Pucang 1, 2, 3, dan 4, serta MINU Pucang. Termasuk kendaraan yang keluar masuk kantor pemerintah sekitarnya. Pada jam-jam berangkat dan pulang sekolah, lalu lintas sangat padat. Pertemuan arus lalu lintas dari berbagai arah menimbulka­n kepadatan di Jalan A. Yani, Jalan Trunojoyo, dan Jalan Gubernur Suryo. Terdapat lampu lalu lintas pengatur persimpang­an.

JALAN KH MUKMIN

Kepadatan terjadi pada jam berangkat kerja dan sekolah. Ada pertemuan arus dari Jalan Sunandar Priyosudar­mo, Jalan Kutuk Barat, dan Jalan KH Mukmin menuju ke Jalan Diponegoro.

PERSIMPANG­AN CELEP DAN JALAN MOJOPAHIT

c light (TL) rata-rata berdurasi lampu merah 60 detik dan lampu hijau 30 detik. Arus lalu lintas padat. Terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Dishub Sidoarjo menggunaka­n

c control system (ATSC) untuk mengatur durasi lampu lalu lintas. Kepadatan terjadi sejak pagi hingga sore. Ada keluar masuk pekerja pabrik. Terdapat pedagang yang berjualan di badan jalan. Ada pengaturan dan pengawasan oleh petugas.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia