Menggapai Mabrur di Arafah
MAKKAH, Jawa Pos – Labaika Allahuma labbaik... Ucapan talbiah itu makin sering dikumandangkan para calon jamaah haji seiring dilaksanakannya wukuf hari ini. Pemberangkatan jamaah dari Makkah menuju Padang Arafah dibagi dalam tiga gelombang kemarin (9/8). Mulai pukul 07.00 hingga 00.00 Waktu Arab Saudi. Semuanya sudah dalam keadaan mengenakan pakaian ihram.
Data terbaru, sampai pukul 18.30 WIB, ada 45 jamaah yang mengikuti safari wukuf. Kemudian, ada 17 jamaah yang dinyatakan menjalani badal karena sakit
Lalu, ada 101 jamaah wafat yang sudah pasti akan dibadalkan.
Safari wukuf merupakan proses wukuf untuk jamaah sakit. Mereka menjalani wukuf di dalam mobil ambulans. Selain itu, ada bus khusus untuk yang hanya bisa berbaring. Jamaah safari wukuf ditempatkan di bagian sisi pinggir Padang Arafah. Tujuannya, mempermudah akses kembali ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah atau RS Arab Saudi. Mereka diperkirakan tiba di Arafah pukul 11.00 dan dijadwalkan keluar dari Arafah pukul 15.00 waktu setempat.
Meski baru angka sementara, jumlah jamaah safari wukuf tahun ini bisa dibilang jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun lalu. Pada periode 2018 peserta safari wukuf mencapai sekitar 360 orang. Kepala Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaj) Kemenkes Eka Jusuf Singka menegaskan, jumlah itu akan terus bergerak sehingga dirinya belum menyimpulkan jumlahnya memang lebih sedikit daripada tahun lalu. Meski begitu, Eka menjelaskan, ada tren penurunan angka kesakitan jamaah tahun ini. ”Karena tim kesehatan sudah optimal memberikan layanan kesehatan,” tuturnya.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Subhan Cholid menuturkan, jumlah jamaah yang mengikuti safari wukuf akan terus berubah sampai pada saatnya ditutup menjelang pelaksanaan. Dia menjelaskan, jamaah yang badal sakit itu disebabkan alasan medis. ”Tidak bisa dibawa ke Arafah meski di dalam bus dan berbaring,” tuturnya.
Subhan menuturkan, agenda jamaah mulai pagi sampai Duhur pada 9 Zulhijah adalah memperbanyak amaliah dan berdoa. Wukuf diawali dengan salat Duhur dan Asar dengan cara jamak qasar. ”Mustajab untuk berdoa habis Duhur sampai menjelang Magrib,” katanya.
Dia menuturkan, biasanya ada jamaah yang memilih berdoa di bawah langit langsung. Namun, Subhan mengingatkan, jika cuaca sangat panas, sebaiknya berdoa di dalam tenda saja.
Pimpinan Pesantren Cipasung Bunyamin Ruhiyat selaku naib amirulhaj bertugas sebagai pembaca khotbah wukuf dengan judul Menggapai Mabrur di Arafah. Bunyamin mengutip hadis sahih tentang tidak ada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga. Salah satu upaya menggapai kemabruran adalah memantapkan niat berhaji karena Allah, mendapatkan biaya haji dari sumber yang halal, serta melaksanakan syarat dan rukun haji sesuai syariat.
Tidak semua jamaah berangkat dari Makkah. Ada yang sudah bermalam lebih dulu di Mina sebelum berangkat ke Arafah. Mereka disebut jamaah tarwiyah. Ada lebih dari 35 ribu jamaah Indonesia yang menjalankan tarwiyah di Mina. Mereka berangkat dari Makkah paling lambat Kamis malam lalu (8/8).