Jangan Polemikkan Pemimpin Doa Pemakaman
Permintaan Keluarga Mbah Moen dari Makkah
MAKKAH – Beberapa hari terakhir beredar foto pertemuan antara putra Maimoen Zubair sekaligus Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) di Makkah. Ditemui setelah mengikuti tahlilan di kantor Daerah Kerja Makkah Kamis malam (8/8), Yasin membenarkan ada pertemuan tersebut.
Pertemuan itu dilakukan Kamis (8/8). Yasin beserta keluarganya berkunjung ke kediaman HRS. ”Kami menjaga silaturahmi seperti yang dipesankan Kiai Maimoen juga. Itu bagian dari merajut semuanya,” jelas pria kelahiran Rembang, 2 Juli 1983, itu.
Dia mengungkapkan, pertemuan dengan HRS adalah silaturahmi biasa. Selain Yasin,
keluarga yang ikut bersilaturahmi, antara lain, Gus Kamil dan Gus Rauf. Perbincangan dalam pertemuan dengan HRS lebih banyak soal pemakaman dan tentang kewalian Mbah Moen. Tidak ada unsur politik apa pun.
Yasin beserta keluarga juga menyampaikan terima kasih kepada HRS karena sudah mendoakan Mbah Moen ketika di pemakaman. Dia lantas berharap silaturahmi itu bisa meredam riuhnya percakapan di media sosial terkait siapa yang memimpin doa dalam pemakaman Mbah Moen.
Pria yang pernah menjadi anggota DPRD Jateng dari PPP itu menambahkan, saat ini Mbah Moen sudah bahagia. Netizen tidak perlu lagi mempermasalahkan siapa yang mendoakan almarhum saat di pemakaman. Dia juga berpesan agar masyarakat tidak mengunggah polemik soal siapa pemimpin doa pemakaman Mbah Moen. ”Kalau mau mengirim doa buat Mbah Moen, ya cukup berdoa saja. Tidak usah diberi embel-embel apa pun,” pintanya.
Sebelum wafat, lanjut Yasin, Mbah Moen telah menyampaikan pesan kepada anakanaknya. Khusus untuk Yasin, dia dititipi pesan supaya mendampingi Ganjar Pranowo memimpin Provinsi Jawa Tengah. ”Mbah Moen berpesan supaya sinergi dengan Mas Ganjar. Pesan beliau juga, Jawa Tengah tidak boleh bekerja sendiri,” tuturnya.
Pemprov Jawa Tengah harus bersinergi dan bekerja sama dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah lainnya. Tujuannya agar bisa menjalankan amanah untuk membangun kemajuan Jawa Tengah, termasuk dalam menegakkan Bhinneka Tunggal Ika.