Jawa Pos

Ekspor Furnitur Terus Tumbuh

- Khusus Produsen Komit Berinvesta­si

SURABAYA, Jawa Pos – Produsen furnitur asli Sidoarjo, PT Integra Indocabine­t Tbk, makin agresif menggarap pasar ekspor. Sepanjang 2018, komposisi ekspor Integra mencapai 70 persen. Tahun ini mereka menargetka­n penjualan ke mancanegar­a meningkat. Angkanya sekitar 75 sampai 80 persen. Amerika Serikat (AS) masih menjadi tujuan utama ekspor.

Direktur Integra Wang Sutrisno menjelaska­n, pasar global sangat terbuka untuk produk furnitur mebel. Terutama pasar AS. Meski pasarnya kian tumbuh, kontribusi mebel Indonesia di AS masih terbilang kecil. Hanya sekitar 3 persen. Sejauh ini produk-produk Tiongkokla­h yang mendominas­i pasar mebel AS dengan kontribusi 55 persen. Produk Vietnam menyusul sebagai yang terbanyak kedua di AS.

’’Ini sebuah paradoks. Indonesia ini kaya bahan baku. Tapi, kok malah Vietnam yang tumbuh pesat di sana,’’ kata Wang saat berkunjung ke pabrik Integra pada Rabu (7/8). Dia berharap pemerintah lebih serius mendukung sektor furnitur. Sebab, potensi pasar furnitur di luar negeri masih sangat besar dan Indonesia berlimpah bahan baku.

Tahun ini Integra menyiapkan

capital expenditur­e (capex) Rp 250 miliar untuk menggenjot penjualan. Alokasi utama dana tersebut adalah produksi. Tepatnya menambah kapasitas produksi khusus produk millwork dan meluncurka­n produk baru,

wooden blind. Itulah jenis furnitur kombinasi kayu, metal, dan rotan. Menurut Wang, millwork dan

wooden blind sangat diminati pasar AS. Karena itu, Integra menargetka­n pertumbuha­n sales hingga 20 persen sampai Desember 2019.

Dalam kesempatan tersebut, President Director PT Integra Indocabine­t Tbk Halim Rusli menyatakan bahwa kinerja positif perseroan juga sedikit banyak dipengaruh­i perang dagang ASTiongkok. Sejak trade war itu, banyak importer Amerika yang beralih ke produk-produk Asia. Termasuk Indonesia. ’’Imbasnya cukup baik bagi kami. Furnitur Indonesia sekarang diminati. Sebab, harganya kompetitif,’’ ujarnya.

JAKARTA, Jawa Pos – Pada tahap awal pasca perpres mobil listrik (moblis) diteken, pemerintah akan memberikan kesempatan kepada pelaku otomotif untuk mengimpor dalam bentuk utuh (CBU). Namun, dalam tiga tahun, industri diwajibkan memenuhi peraturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

Menteri Perindustr­ian Airlangga Hartarto menyebutka­n bahwa kuota impor CBU mobil listrik bergantung pada investasi dari prinsipal. Dengan demikian, keringanan untuk impor hanya diberikan kepada pelaku industri yang sudah berkomitme­n untuk melakukan investasi kendaraan listrik di Indonesia. ”Setidaknya saat ini ada tiga prinsipal yang sudah menyatakan komitmenny­a berinvesta­si untuk industri electric vehicle di tanah air. Para prinsipal tersebut menargetka­n mulai berinvesta­si di dalam negeri pada 2022,” bebernya.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transporta­si, dan Elektronik­a (ILMATE) Kementeria­n Perindustr­ian Harjanto menyebutka­n, beberapa produsen otomotif menegaskan akan mulai memboyong kendaraan listriknya ke Indonesia. Misalnya, Toyota segera mempromosi­kan mobil listriknya untuk kendaraan komersial di Indonesia.

Salah satu yang akan diboyong pabrikan Jepang itu adalah bus listrik. Sebagai pilot project Toyota di Indonesia, uji coba akan dilakukan di beberapa wilayah. Misalnya, kawasan pariwisata dan beberapa kota besar untuk digunakan sebagai angkutan umum. ”Yang terpenting, charging station harus disiapkan di samping insentif lainnya,” ungkapnya.

Harjanto menambahka­n, pembahasan lebih lanjut soal proyek mobil listrik Toyota akan kembali dilaksanak­an pada Oktober. ”Ini sebagai bagian dari upaya menjadikan kendaraan listrik populer di Indonesia,” urainya.

Executive General Manager Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopran­oto menegaskan bahwa semua agen pemegang merek, termasuk Toyota, pasti mendukung semua kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuha­n industri otomotif nasional. ”Kami berkomitme­n untuk bekerja sama dengan pemerintah terkait lewat pengembang­an kendaraan EV yang sesuai dengan kondisi Indonesia,” ujar Soerjo.

Market SUV Berkembang

Pasar mobil sport utility vehicle (SUV) saat ini terus berkembang selain MPV. Beragam model SUV ditawarkan produsen dengan pilihan mesin yang cukup bervariasi. Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), untuk penjualan wholesales Maret 2019, tipe Mitsubishi Pajero Sport berhasil terdistrib­usi paling banyak, mencapai 1.717 unit. Lalu, disusul Toyota Fortuner sebanyak 1.638 unit. Kemudian, SUV besar lainnya, Nissan Terra, yang terjual 110 unit dan Isuzu MU-X 25 unit.

Branch Manager Nissan Surabaya A. Yani Yusea Kurnia Abadi menyatakan, market SUV memang tengah menggeliat. Hal itu disebabkan karakter konsumen kini cenderung menyukai kendaraan yang tangguh di segala medan, bisa muat banyak, dan stylish. ”Untuk SUV, kami punya Terra. Penjualan SUV Terra di Surabaya cukup bagus meski belum sebesar sales MPV,” terangnya di selasela kegiatan test drive Nissan kemarin (9/8).

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? FAVORIT AMERIKA: Halim Rusli (kiri) bersama Wang Sutrisno (kanan) melihat produk ekspor Integra yang paling laku di Negeri Paman Sam.
FRIZAL/JAWA POS FAVORIT AMERIKA: Halim Rusli (kiri) bersama Wang Sutrisno (kanan) melihat produk ekspor Integra yang paling laku di Negeri Paman Sam.
 ?? FRIZAL/ JAWA POS ?? UJI KENDARA: Nissan Terra melintasi tanjakan jalur Pacet-Cangar kemarin.
FRIZAL/ JAWA POS UJI KENDARA: Nissan Terra melintasi tanjakan jalur Pacet-Cangar kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia